Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi alias Awiek meminta kepada para kader untuk mengawasi proses rekapitulasi suara berjenjang yang saat ini masih terus berlangsung dari tingkat kecamatan sampai pusat.
Arahan itu disampaikan Awiek demi menjaga suara partai berlogo Kakbah itu supaya tidak berkurang atau bahkan pindah ke partai politik (parpol) lain.
Baca Juga
“Semua kader PPP di semua tingkatan harus fokus untuk memastikan suara PPP tidak berkurang ataupun bergeser satu pun kepada partai politik apapun,” kata Awiek kepada awak media, Minggu (3/3/2024).
Advertisement
Sebab, Awiek mengungkap, data Sirekap KPU sempat menimbulkan anomali, ketika tanggal 28 Februari perolehan suara PPP yang seharusnya mencapai 3.058.000 tetapi justru berkurang menjadi 3.040.000 suara. Padahal, jika jumlah TPS yang masuk itu bertambah, seharusnya jumlah suara PPP juga bertambah.
“Sementara ada partai lain yang mengalami kenaikan tidak wajar. Sementara PPP, bukan persentasenya, kalau persentase itu otomatis karena otomatis mengikuti jumlah suara. Ini masalahnya suara yang didapatkan itu turun,” tuturnya.
Kejadian ini, disebut Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini sebagai anomali perolehan suara partainya. Bukan dari sisi persentase, namun sempat terjadi pengurangan suara pada data Sirekap yang menjadi acuan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Kami sudah menyampaikan protes ke KPU. Janjinya mau dilihat lagi mau diperbaiki dan memastikan KPU tidak menggunakan Sirekap dalam basis penghitungan hasil suara partai,” tuturnya.
Klaim PPP Sudah Lolos Parlemen
Padahal, kata Awiek, Sirekap KPU hanyalah alat bantu, sementara acuan suara sesungguhnya berdasarkan hasil manual rekapitulasi berjenjang. Dia mengklaim, perolehan suara berdasarkan rekapitulasi berjenjang telah menempatkan PPP lolos dari ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
“Karena itu kami mengimbau kepada seluruh kader PPP untuk menjaga suara PPP ini. Berdasarkan hitungan internal kami, PPP itu sudah lolos parliamentary threshold, sudah di atas 4 persen berdasarkan data C hasil salinan yang masuk kepada kami,” tuturnya.
Adapun berdasarkan data real count KPU, perolehan suara PPP menempati partai kesembilan yang lolos ambang batas 4 persen. Dengan perolehan suara 4.01 persen atau 3.080.460 suara per data 541.664 dari 823.236 TPS (65.80%).
Reporter: Bachtiarudin Alam
Merdeka.com
Advertisement
Suara PSI Naik, PPP Perlahan Turun
Sebelumnya diberitakan, Real Count Pileg 2024 KPU hingga kini, Jumat (1/3/2024) masih berlangsung. Data terbaru menunjukkan adanya naik dan turun perolehan suara nasional sejumlah partai politik.
Dua hal yang menyorot perhatian yaitu perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang bersaing menuju ambang batas parlemen di angka 4 persen.
Berdasarkan data real count KPU per 1 Maret 2024, dari total suara yang masuk sebesar 65,62 persen. Tercatat, suara PSI kini telah mencapai angka 3 persen. Suara partai yang diketuai oleh putra bungsu Presiden Jokowi Kaesang Pangarep ini diketahui mengalami tren kenaikan sejak pekan lalu. Tercatat, pada Kamis, 22 Februari 2024 lalu, suara PSI masih berada di 2,55 persen.
Sementara itu, suara PPP justru mengalami penurunan. Pekan lalu Partai yang diketuai oleh Muhammad Mardiono perolehan suaranya masih berada di atas 4 persen, dan data terkini PPP hanya berada di angka 3,97 persen. Dari angka tersebut, artinya, PPP kini terlempar dari ambang batas parlemen 4 persen untuk lolos ke ke DPR.
Dengan data real count KPU yang saat ini baru masuk di angka 65,62 persen, peluang PSI dan PPP lolos ke Senayan masih belum dikatakan aman. Untuk lolos ke DPR, dua partai ini harus melewati ambang batas suara nasional sebesar 4 persen.
Sementara itu, untuk perolehan suara partai teratas hingga posisi di atas persen, saat ini masih diduduki oleh PDI Perjuangan yang memperoleh suara sebesar 16,44 persen. Disusul Golkar 15,1 persen, Gerindra (13,34 persen), PKB (11,59 persen), NasDem (9,48 persen), PKS (7,52 persen), Demokrat (7,43 persen), dan PAN (6,97 persen).