Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tengah menjadi sorotan karena mengalami lonjakan suara yang sangat signifikan dalam real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Di tengah sorotan tajam publik, dalam rekapitulasi penghitungan suara di wilayah kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Taipei, perolehan suara partai yang dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, itu mengalami kelebihan suara.
Beruntung peristiwa itu diketahui oleh saksi dari PDI Perjuangan bernama Putu Bravo pada surat suara Pos 001 saat Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara Luar Negeri di Tingkat Nasional hari keenam di Kantor KPU RI, Jakarta, Senin (4/3/2024).
Advertisement
"Cek di Pos 001, ada yang janggal sampai lima suara itu," ungkap Putu.
Kondisi ini membuat rapat yang berlangsung Senin subuh dihentikan sementara. Kemudian KPU dan PPLN Taipei sempat mengulang kembali penghitungan dan mendapatkan perolehan suara PSI seharusnya 50, tetapi di kolom total perolehan suara justru tertulis 55.
Mendapati fakta itu, Anggota PPLN Taipei, Fiorellyn, mengakui kesalahannya. Dia beralasan hal itu diakibatkan oleh human error dari petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang kelelahan.
"Jadi, sebelumnya saya mohon maaf atas kelalaian kami, hingga rapat ini menjadi lebih sulit," ujar Fio melalui panggilan video dalam rapat pleno di kantor KPU RI, Jakarta, Senin dilansir Antara.
Fio menjelaskan suara pertama dilakukan pada 17 Februari 2024 pukul 09.00 waktu setempat. Penghitungan suara baru selesai pukul 21.30 waktu setempat.
Baca juga: Anomali Ledakan Suara Tidak Masuk Akal PSI Jadi Sorotan Tajam
Suara PSI Kelebihan, Begini Alasan PPLN Taipei
Saat kejadian, pihaknya telah menyelesaikan penghitungan pertama sesuai dengan prosedur. Ketika itu, Fio mengaku mendapat tugas menerima kembali surat suara yang sudah dibuka dan meletakkannya di atas meja.
Sementara itu, rekan kerjanya yang lain bertugas untuk membuka surat suara dan yang lainnya menuliskan hasil di Formulir Model C1-Plano atau catatan hasil penghitungan suara pemilu 2024.
Fio mengungkapkan pihaknya telah membagi setiap partai sesuai dengan urutan. Setelah menghitung, pihaknya kemudian mencocokkan kembali sudah sesuai atau belum hasil per partai itu.
"Pada saat itu kita semua sudah sepakat sudah benar, sudah sesuai yang di plano," kata Fio.
KPPSLN lalu menyerahkan formulir C hasil salinan ke meja check out PPLN untuk dilakukan verifikasi hasil hitung.
Dalam proses verifikasi, surat suara sah dan tidak sah dengan menggunakan Microsoft Excel tidak sesuai dengan yang ditulis oleh KPPSLN, sehingga PPLN Taipei pun meminta KPPSLN pos 001 untuk menghitung ulang.
"Saat itu kami juga bingung, lho kok bisa ada selisih," ucap Fio.
Padahal, saat itu mereka sepakat jika penghitungan pertama sudah benar. Namun, lantaran surat suara sudah ditumpuk dan sulit untuk dilakukan pengecekan setiap partai, maka KPPSLN pun memutuskan untuk menghitung ulang surat suara.
Total ada 447 surat suara yang dihitung ulang. Kemudian, mereka melakukan penghitungan ulang sesuai prosedur dan menemukan adanya kesalahan hitung.
Mereka melakukan penghitungan ulang dengan menggunakan HVS berukuran kuarto, karena Formulir Model C1-Plano sudah terisi penuh oleh hasil penghitungan suara awal.
Setelah penghitungan ulang usai, pihaknya kembali menyerahkan kepada PPLN, kemudian PPLN Taipei pun menyebut jika penghitungan ulang tersebut sudah selesai. Maka, KPPSLN pun segera mengoreksi di Formulir Model C1-Plano.
"Saya benar-benar memohon maaf karena waktu kejadian waktu sudah pukul 00.00 lebih, mau pukul 01.00, sehingga kita tidak terlalu fokus mengecek satu per satu per bagian. Kita hanya fokus di kolom ketiga, jumlah suara sah," ujar Fio.
KPPS Pos 001 Taipei kemudian mengembalikan kotak suara yang sudah tersegel kepada PPLN dan menyelesaikan proses penghitungan pada 18 Februari 2024 pukul 02.00 waktu setempat.
Baca HEADLINE: Heboh Lonjakan Suara PSI di Real Count KPU, Bakal Lolos ke Senayan?
Â
Advertisement
Anomali Ledakan Suara PSI, Dicurigai Ada
Lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) mendapat sorotan tajam.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy alias Romy menilai lonjakan suara PSI sangat tidak wajar. Romy pun meminta KPU dan Bawaslu untuk menyelidiki kenaikan suara signifikan yang didapat PSI.
Bahkan Romy curiga ada "operasi" yang dilakukan untuk menaikkan suara partai pimpinan putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep.
"Mohon atensi kepada KPUÂ dan Bawaslu operasi apa ini? Meminjam bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi "sayang anak" lagi?" tulis Romy dalam akun Instagramnya dikutip Minggu (3/3/2024).
Romy meyakini ada lonjakan yang tidak wajar dari suara PSI. Berdasarkan bukti yang diklaim, terdapat terdapat 19 ribu suara dari 110 TPS. Artinya, secara rata-rata ada 173 suara untuk PSI di tiap TPS tersebut.
"Ini dari monitoringnya, saya cuplik salah satunya dari yang beredar di media sosial. Dengan suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75%, suara sah setiap TPS ini hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77% di 110 TPS itu. TIDAK MASUK AKAL!" tegas Romy.
"Saya dan DPP PPP mohon atensi dan tindak lanjut seksama KPU dan Bawaslu untuk tidak menutup mata dari penyimpangan ini!" ucap Romy.
PPP akan Bawa ke Angket
Romy pun mengancam jika KPU tidak mengoreksi lonjakan suara PSI yang dinilai tidak wajar, maka partainya akan membawa masalah ini ke dalam hak angket DPR agar dapat diungkap dengan terang.
"Kalau ini tidak dikoreksi, PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini!" tegas Romy.
"Saya mohon atensi KPU dan Bawaslu secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama!" imbuh Romy.
PSI: Jangan Giring Opini Menyesatkan
Sementara itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius menyikapi rekapitulasi suara KPU yang hingga kini masih berlangsung.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dalam menanggapi penambahan suara PSI, yang berdasar rekapitulasi suara real count KPU per partainya sudah melejit ke angkat 3 persen dengan jumlah suara terhitung 65,73 persen.
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan pers, Sabtu (2/3/2024).
Grace menambahkan, saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi. Dia pun meyakini, PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat di basis suara tersebut
Grace mengingatkan perbedaan antara hasil quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain. Maka dari itu dia meminta semua pihak bersikap adil, proporsional dan tidak tendensius hanya terhadap PSI.
"Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik," Grace menandasi.
Advertisement