Liputan6.com, Jakarta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengklaim partainya mengalami kenaikkan suara sehingga mempengaruhi jumlah kursi DPRD di Medan, Sumatera Utara.
Ketua DPD PSI Medan, Renville Napitupulu mengatakan, perolehan suara ini meningkat karena adanya kepercayaan masyarakat kepada berlambang bunga mawar tersebut.
Baca Juga
Selain itu, peran dari Ketum Kaesang Pangarep juga berhasil membuat generasi milenial dan gen z untuk merapat ke PSI.
Advertisement
"Faktor Ketua Umum PSI Kaesang yang membawa dampak baru ketertarikan milenial untuk bergabung dan memilih PSI," klaim Renville dalam keterangannya, Selasa (5/3/2024).Â
Dia menuturkan, perolehan kursi DPRD di Medan sementara ini telah mengalami peningkatan. Pada Pemilu 2019, Renville menjelaskan, PSI hanya mendapatkan 2 kursi DPRD.
"Pemilu 2024, PSI mendapatkan 4 kursi DPRD. Ini masih sementara, karena masih ada Dapil proses perhitungan," tutupnya.
Pengamat Nilai Lonjakan Suara PSI Tak Wajar,
Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti, menilai lonjakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada pemilihan umum atau Pemilu 2024 tidak wajar.
Pengamat politik ini, mendorong agar Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang dikembangkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI itu dihentikan total. Sebab, Ray bilang dapat menimbulkan kekisruhan di tengah masyarakat.
"Saya belum bisa pastikan kenaikan suara PSI sebagai penggelembungan, tapi ada lonjakan suara dalam situasi tidak wajar, apakah memang kenaikan ini berdasarkan hal yang wajar atau tidak wajar, ini masih perlu dicermati," kata Ray dalam keterangan tertulis, diterima Selasa (5/3/2024).
Ray menyarankan KPU RI menayangkan hasil perhitungan suara secara manual guna memudahkan para calon anggota legislatif (caleg) memantau perolehan suara masing-masing melalui C Hasil.
Menurut Ray, kenaikan jumlah perolehan suara PSI yang signifikan itu boleh jadi karena kesengajaan atau kesalahan teknis. Ray memandang, jika jumlah suara meningkat karena kesengajaan, maka bakal menjadi bahaya besar.
Lebih lanjut, Ray menyebut perhitungan Sirekap yang kerap menimbulkan persoalan serupa itu bisa saja dibawa dalam hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024 di DPR.
"Benar atau tidak abuse of power terjadi pada Pemilu 2024 termasuk pemilu legislatif," ucap Ray.
Â
Advertisement
Suara PSI Melonjak
Diketahui, perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melonjak signifikan dalam beberapa hari belakangan. Dugaan manipulasi suara pun mencuat.
Tercatat, pada Kamis 29 Februari 2024 pukul 07.00 WIB, situs real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat suara PSI masih dibawah 3 persen, tepatnya 2,85 persen, berdasarkan suara masuk 65,48 perseb (539.043 dari 823.236 TPS).
Keesokan harinya, pada 1 Maret 2024 dari total suara yang masuk sebesar 65,62 persen, suara PSI menjadi 3 persen. Terpantau, perolehan suara PSI terus merangkak naik ke angka 3,13 persen, berdasarkan data yang masuk pada Senin 4 Maret pukul 18.00 WIB sebanyak 65.86 perseb (542.215 dari 823.236 TPS).
Perolehan suara PSI yang tajam tersebut hanya menyisakan kurang dari 1 persen untuk bisa tembus ambang batas parlemen 4 persen dan mendudukkan calegnya ke kursi DPR RI.
Menlonjaknya suara PSI ini menjadi sorotan karena sebelumnya partai yang dipimpin putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ini diprediksi lewat hasil quick count sejumlah lembaga survei tidak lolos ambang batas parlemen, dengan suara sekitar 2 sampai 2,5 persen.