Liputan6.com, Jakarta Salah seorang saksi Ganjar-Mahfud bernama Suprapto mengaku terjadi dugaan politik uang dengan pembagian bantuan sosial (bansos) pada masa kampanye Pilpres 2024. Dia pun membawa bukti berupa beras Bulog yang ditempeli stiker Prabowo-Gibran.
“Ini ada beras bansos tapi nanti untuk 02 jangan lupa nanti untuk 02,” kata Suprapto di ruang sidang MK, Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Baca Juga
Dia menambahkan, kejadian tersebut berlangsung di Medan. Beras tersebut coba dibagikan oleh kepala lingkungan (kepling) setempat ke rumah-rumah.
Advertisement
“Saya langsung keluar dari kamar, menemui kepling lingkungan dan saya mengatakan kamu jangan paksa-paksa (terima bansos), langsung kepling keluar meninggalkan rumah saya,” tutur Suprapto.
Suprapto mengaku tidak mau menerima bantuan tersebut. Sebab dirinya adalah simpatisan dari PDIP.
Maka dari itu, dia langsung melaporkan temuan tersebut kepada ketua PDIP Sumatera Utara.
“Beras dari Bulog tapi ada logo stiker Prabowo-Gibran dan amplop Rp50 ribu, jadi langsung setelah kejadian itu saya menghubungi Pak Alamsyah Hamdani, wakil Ketua PDIP Sumatera Utara,” dia menandasi.
Hotman Tertawa Terpingkal Lihat Tim Ganjar-Mahfud: Hari Ini Semakin Lucu
Anggota tim hukum Prabowo-Gibran, Hotman Paris Hutapea, meledek tim hukum Ganjar-Mahfud yang ia anggap sangat lucu. Pasalnya, sebagian ahli yang dibawa tim kubu Ganjar-Mahfud hanya memberi pesan moral saja, bukan untuk memperkuat bukti dalil hukum.
"Hari ini semakin lucu lagi. Kemarin saya sudah tertawa terpingkal-pingkal, sekarang parah lagi. Parah banget, masa 90 juta suara lebih dari Prabowo mau dibatalkan dari kesaksian pesan-pesan moral dari Romo. Ini kan masalah hukum, bukan masalah pesan-pesan moral. Jadi benar-benar kok aneh banget ini tim kuasa hukum mereka," kata Hotman di gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2024).
Hotman Paris menyoroti psikolog sebagai ahli dari kubu Ganjar-Mahfud. Menurutnya, paparan dari psikolog saat sidang justru menguntungkan pihaknya lantaran Prabowo sekarang dianggap keren.
Advertisement
Tidak Tahu Diri
"Mereka bawa dua psikolog, dua psikolog mau dipakai untuk membatalkan 90 juta suara, masuk di akal enggak sih? Gua pusing dengarnya, ini praktek hukum yang mana coba?" ucap Hotman.
"Dia (Prabowo) menunjukkan sikap yang sangat cool. Dia menunjukkan pribadi yang sangat cool. Bahkan waktu kampanye pun dia diserang habis-habisan, dia tetap tenang. Belum lagi tari-tari gemoy-gemoy, joget-joget itu kata psikolog mereka, eh malah psikolognya menguntungkan kita," kata Hotman.
Bahkan, Hotman menyebut, paslon 03 Ganjar-Mahfud tidak tahu diri. Sebab, sudah suaranya paling rendah, tapi masih ingin menang di MK.
"Jadi benar-benar saksi mereka itu malah menguntungkan kita. Makanya saya bilang, ini 03 mau ke mana sih? Sudah suaranya parah banget, parah, parah banget, masih ingin menang lagi di MK, enggak tahu diri, apa sih?" ujar Hotman.