Liputan6.com, Jakarta Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyoroti tudingan penyalahgunaan bantuan sosial (bansos) untuk memenangkan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
“Ya bisa jadi memang sulit untuk bisa membuktikan bahwa tuduhan kecurangan itu melalui bansos gitu. Oleh karena itu patut kita cermati secara objektif dalam konteks tadi mengamati menilai persidangan yang sedang berjalan,” kata Ujang saat dihubungi, Selasa (02/04/2024).
Baca Juga
Menurut Ujang, tuduhan politisasi bansos sebagai salah satu alasan kemenangan Prabowo-Gibran sejauh ini belum ada bukti yang cukup, sehingga tudingan tersebut hanya bersifat argumentasi.
Advertisement
Hal ini sebagaimana yang disampaikan, tim hukum Prabowo-Gibran Otto Hasibuan bahwa masih banyak daerah atau wilayah yang tidak tersentuh bansos tetapi hasilnya Prabowo-Gibran tetap menang telak.
“Pak Otto Hasibuan tim hukum 02 optimis bahwa soal tadi daerah atau banyak daerah yang tidak tersentuh bansos dan 02 menang bisa jadi itu benar, bisa itu terjadi dan mungkin datanya banyak terkait dengan hal itu," paparnya.
Lanjut Ujang mengatakan, Prabowo-Gibran dinilai masih di atas angin karena posisinya lebih kuat di MK dibandingkan dengan paslon nomor urut 01 dan 03.
"Tadi bisa jadi salah satu pembuktian itulah yang membuat kubu 02 bisa saja dianggap kuat di Mahkamah Konstitusi, tapi kuat atau tidak soal klaim Pak Otto itu tinggal bagaimana adu argumen saja, adu bukti saja dengan kubu penggugat begitu,” ucap Ujang.
Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras Bulog Berstiker Prabowo-Gibran
Salah seorang saksi Ganjar-Mahfud bernama Suprapto mengaku terjadi dugaan politik uang dengan pembagian bantuan sosial (bansos) pada masa kampanye Pilpres 2024. Dia pun membawa bukti berupa beras Bulog yang ditempeli stiker Prabowo-Gibran.
“Ini ada beras bansos tapi nanti untuk 02 jangan lupa nanti untuk 02,” kata Suprapto di ruang sidang MK, Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Dia menambahkan, kejadian tersebut berlangsung di Medan. Beras tersebut coba dibagikan oleh kepala lingkungan (kepling) setempat ke rumah-rumah.
Advertisement
Menolak
“Saya langsung keluar dari kamar, menemui kepling lingkungan dan saya mengatakan kamu jangan paksa-paksa (terima bansos), langsung kepling keluar meninggalkan rumah saya,” tutur Suprapto.
Suprapto mengaku tidak mau menerima bantuan tersebut. Sebab dirinya adalah simpatisan dari PDIP.
Maka dari itu, dia langsung melaporkan temuan tersebut kepada ketua PDIP Sumatera Utara.
“Beras dari Bulog tapi ada logo stiker Prabowo-Gibran dan amplop Rp50 ribu, jadi langsung setelah kejadian itu saya menghubungi Pak Alamsyah Hamdani, wakil Ketua PDIP Sumatera Utara,” dia menandasi.