Sukses

PSI Masih Buka Pendaftaran Bakal Calon Gubernur Jakarta Sampai Akhir Juli 2024

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta masih membuka pendaftaran bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk Pilkada DKI Jakarta 2024 hingga akhir Juli mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta masih membuka pendaftaran bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 sampai akhir Juli mendatang.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPW PSI DKI Jakarta, Justin Adrian Untayana saat menerima berkas pendaftaran Achmad Sajili sebagai bakal cagub DKI Jakarta di Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2024).

“Kita masih membuka Desk Pilkada DKI Jakarta ini di PSI sampai dengan akhir Juli. Kita masih membuka kesempatan bagi pendaftaran lain juga. Semuanya akan kita kaji secara mendalam juga. Tidak menutup kemungkinan sama seperti legislatif kita akan melakukan panggilan, presentasi secara mendalam dengan pihak ketiga juga. Nanti kita akan memutuskan setelah Juli dari semua pendaftar yang datang,” ungkap Justin. 

Sejauh ini, Justin menerangkan bahwa sudah ada beberapa bakal cagub DKI Jakarta yang mendaftarkan diri ke PSI, terbaru Achmad Sajili yang diminta untuk datang langsung ke PSI. 

“Sejauh ini ada beberapa, cuma mungkin yang baru kita tampilkan yang berkasnya paling lengkap ini, Achmad Sajili. Sehingga saya persilakan kepada bapak Achmad Sajili datang kemari untuk menyerahkan berkas-berkas,” jelasnya. 

 

2 dari 2 halaman

Disyaratkan Punya Nilai Anti-Korupsi

Untuk kriteria yang diharapkan, PSI Jakarta berharap bisa menjaring kandidat-kandidat yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan PSI. Selain itu, kandidat juga disyaratkan untuk memiliki nilai-nilai anti-korupsi, anti-intoleransi, serta menjunjung tinggi pluralisme. 

“Pastinya seperti yang tadi saya katakan, sesuai dengan DNA kita. DNA kita adalah anti korupsi dan anti intoleransi. Apalagi dengan bapak Achmad Sajili juga punya pengalaman dalam penanganan konflik etnis juga. Saya kira kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang menjunjung tinggi pluralisme, selain itu juga transparansi anggaran, dan pembangunan dengan efisiensi anggaran itu sendiri,” bebernya. 

Terakhir, menurut Justin, Jakarta juga membutuhkan sosok progresif yang bisa memaksimalkan anggaran DKI Jakarta yang besar.

“Kita tahu juga sama sama bahwa lima tahun terakhir banyak ketidakefisiensian penggunaan anggaran DKI Jakarta, bahkan waktu lem aibon yang kita temukan 80 miliar itu katanya salah tulis. Itu baru satu dari 26.000 pos belanja DKI Jakarta per tahunnya. Bagaimana dengan yang lain-lainnya.  Ini saya kira memang kita butuh tokoh yang progresif dan saya kira sebagai putra Betawi merasa terpanggil juga, Bapak Sajili. Karena sebenarnya DKI Jakarta punya anggaran yang sangat besar, sekitar 80 triliunan per tahun. 5 tahun terakhir berarti sudah 400an triliun. Saya kira ini masih bisa dimaksimalkan dengan tokoh-tokoh yang tepat,” tutupnya.