Liputan6.com, Jakarta Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-4 pada Sabtu, 29 Juni 2024 nanti. Momen tersebut akan diwarnai pembahasan tuntas soal Pilkada 2024, khususnya untuk wilayah Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten.
"Pilgub di Pulau Jawa, apalagi DKJ yang memang saat ini menjadi perbincangan, menjadi buah pemikiran dari partai-partai yang lain. Nah, ini juga akan kita bahas bersama," tutur Sekjen PAN Eddy Soeparno di Kantor DPP PAN, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024).
Baca Juga
Pilkada 2024 dinilai akan sangat besar lantaran dilakukan secara serentak se-Indonesia. Ketua Tim Desk Pilkada PAN Yandri Susanto menyebut, pihaknya akan meminta masukan dari setiap pengurus daerah dalam menghadapi Pilkada 2024, khususnya untuk menentukan langkah tepat di tiga provinsi tersebut.
Advertisement
Selain itu, dalam Rakernas juga akan ada penyerahan surat dukungan ke calon gubernur dan calon wakil gubernur yang telah mengantongi Surat Keputusan atau rekomendasi dari DPP PAN untuk maju Pilkada 2024.
"Untuk Banten, DKJ, dan Jawa Barat, itu masih dinamis. Masih sangat mungkin ada kejutan-kejutan yang akan kita lakukan, untuk siapa nanti yang akan kita putuskan," ungkap Yandri.
PAN dan KIM Tak Gentar Lawan Anies
Ketua DPP PAN Saleh Daulay menyebut, partainya dan Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak gentar menghadapi Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Sebab, KIM sudah punya pengalaman memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
"Tadi ditanya kalau misalnya PAN bikin poros baru gimana? Kita kan sebetulnya porosnya udah ada KIM mestinya ya dan itu tetap sama di jawa kita kerja sama terutama misalnya Jawa Timur," kata Saleh di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).
"Nah ditanya apakah kurang lebih gini berani bersaing Mas Anies di DKJ (Daerah Khusus Jakarta), jangankan DKJ di pilpres aja kita menang faktanya kan menang," ujar ketua Fraksi PAN DPR itu.
Bahkan, Saleh menyindir Anies yang tidak punya partai tapi malah mencalonkan diri. Dia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang aneh.
"Nah sekarang yang tidak punya partai kok mencalonkan, ini kan aneh juga yang enggak punya partai tapi ngotot selalu mencalon gitu calon pilpres, pilgub, nanti cawalkot lagi, abis itu ya kan," ucapnya.
Lebih lanjut, PAN mendorong kadernya Zita Ajani untuk Pilkada Jakarta 2024. Mestinya, kata Saleh, semua parpol lebih memprioritaskan kadernya untuk maju.
"PAN punya kewajiban dorong kadernya untuk maju, jadi kalau ditanya kenapa Zita? Karena Zita kader PAN, jadi semua partai pasti akan dorong partainya dulu dong nanti disimulasikan dengan yang lain, kalau cocok baru digabungkan," pungkasnya.
Advertisement