Sukses

Ahok soal Calon Tunggal KIM di Pilkada Jakarta: Pendukung Saya dan Pak Anies Pasti Pilih Kotak Kosong

Menurut dia, masyarakat Jakarta bakal mencoblos kotak kosong ketimbang memilih Ridwan Kamil (RK) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), meyakini pendukungnya dan Anies Baswedan bakal memilih kotak kosong jika hanya ada satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024.

Pasalnya, Ahok dan Anies merupakan dua kandidat dengan elektabilitas tertinggi hasil survei untuk Pilkada Jakarta 2024. Menurut dia, masyarakat Jakarta bakal mencoblos kotak kosong ketimbang memilih Ridwan Kamil (RK) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Saya yakin ya, kalau KIM itu lawan kotak kosong, saya kira masyarakat Jakarta akan melawan di kotak kosong. Pendukung Pak Anies, pendukung saya, saya kira pasti lebih cenderung pilih kotak kosong," kata Ahok ditemui usai Upacara HUT ke-79 RI oleh DPP PDIP di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).

Ahok menyatakan kubu KIM plus yang mengusung Ridwan Kamil akan malu jika kalah melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta 2024. Hal ini, kata Ahok pernah terjadi dalam Pilkada Makassar 2018 lalu.

"Pasti malu kan. Kayak Makassar malu kan," kata dia.

Diketahui, Ridwan Kamil dipastikan maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta 2024 diusung gabungan parpol yang ada di KIM Plus.

Ridwan Kamil menekankan dirinya siap maju di pemilihan gubernur Jakarta atau Pilkada Jakarta 2024. Terbaru, Ridwan Kamil bikang, deklarasi dirinya sebagai calon gubernur Jakarta akan dilakukan pada Senin, 19 Agustus 2024.

Sementara itu, Anies Baswedan mulai ditinggalkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai NasDem yang semula menyatakan dukungan kepada Anies untuk diusung maju Pilkada Jakarta 2024.

2 dari 3 halaman

NasDem Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta, Hasto PDIP: Itu Bukan Kebiasaan Bang Surya Paloh

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi soal pencabutan dukungan Partai NasDem terhadap Anies Baswedan untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2024. Hasto menilai keputusan itu di luar kebiasaan Ketua Umum (Ketum) Surya Paloh.

"Ya itu bukan kebiasaan dari Bang Surya Paloh," kata Hasto ditemui usai Upacara HUT ke-79 RI, Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (17/8/2024).

Hasto meyakini, hal serupa juga dapat dilihat oleh masyarakat secara luas. Dia menduga, ada semacam tekanan yang tengah dialami Surya Paloh.

"Hanya rakyat melihat ini bukan hal yang biasa, ada sesuatu yang sepertinya ditutup-tutupin makanya politik itu harus transparan," katanya.

"Ini merupakan bagian kita lihat dari berbagai upaya-upaya yang mencoba menekan," lanjutnya.

Meski begitu, dia mengatakan partainya tidak akan ikut campur dalam keputusan internal Partai NasDem yang menarik dukungan dari Anies dan bakal bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Tetapi itu adalah hak kedaulatan dari Partai NasDem kami tidak campur tangan," ucap dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tidak membantah partainya akan bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk Pilkada Jakarta 2024. Menurutnya, kini publik sudah bisa menilai di mana posisi NasDem.

"Saya pikir itu sudah jelas," kata Paloh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Apakah Nasdem positif bergabung ke KIM, Paloh menyatakan Nasdem memposisikan diri berada dalam pemerintahan.

"itu sudah saya jelaskan sejak awal, artinya terlepas soal itu, Nasdem memposisikan diri langsung untuk berada dalam pemerintahan," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Anies Dinilai Sulit Maju

Soal batal atau tidaknya Nasdem mengusung Anies Baswedan di Jakarta, Paloh menganggap publik sudah memahami situasi yang terjadi.

"Pak Anies ya kalian tahu situasi yang ada," kata Paloh.

Ditanya apakah tetap mendukung Anies Baswedan, Paloh menjawab peluang Anies sudah sulit untuk maju di Pilkada Jakarta kali ini.

"Barangkali susah beliau untuk maju dalam Pilkada Jakarta ini," ungkapnya.

Paloh kembali ditanya apakah ini mengartikan Nasdem menutup dukungan ke Anies. Dia menuturkan, bahwa dalam pencalonan gubernur Jakarta Nasdem tidak bisa sendiri.

"Saya sudah katakan tadi berulangkali bahwa di dalam pencalonan ya ini gak hanya Nasdem sendiri, supaya ini harus ada kelengkapan, jadi saling melengkapi, saling pengertian, saya berpikir positif semuanya tentu berpikir bagaimana yang terbaik ya yang bisa diberikan parpol dalam peran bersama," tuturnya.