Sukses

Diiringi Rebana, Pasangan Independen Dharma-Kun Daftar ke KPUD DKI Jakarta

Selain itu, sejumlah pengendara motor yang memakai atribut atau jaket berwarna biru pun juga turut mengawal Dharma-Kun untuk menuju KPUD DKI Jakarta.

 

Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Gubernur-Bakal Calon Wakil Gubernur (Bacagub-Bacawagub) independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta. Diantar orangtua serta diiringi doa dan solawat dengan tabuhan rebana, pasangan tersebut berangkat menuju KPUD DKI Jakarta dari Bale Gotong Royong atau tempat markas pemenangan di Jalan Antasari, Jakarta Selatan.

Saat itu juga terlihat adanya pengacara yang menangani kasus kematian Brigadir J yakni Kamarudin Simanjuntak.

Selain itu, sejumlah pengendara motor yang memakai atribut atau jaket berwarna biru pun juga turut mengawal Dharma-Kun untuk menuju KPUD DKI Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut, Dharma menjelaskan alasan dirinya memilih melakukan pendaftaran pada hari terakhir dan malam hari karena sudah ada yang mengaturnya.

"Sebenarnya bukan memilih, hidup kita sudah ada yang ngatur. Kami mendapat waktu pada malam ini ya, itu yang kami ikuti," kata Dharma kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Lalu, terkait dengan dirinya yang disebut Bawaslu tidak terbukti mencatut Nomer Induk Kependudukan (NIK). Ia pun mengucapkan rasa syukur.

"Saya mengucap syukur kepada Tuhan bahwa apa yang kami lewati ini semua bukan karena kuat dan hebat kami, tapi semua karena Tuhan," ujarnya.

Kemudian, saat disinggung soal dirinya yang tidak datang dalam panggilan Bawaslu. Menurutnya, permasalahan yang sempat menyeret namanya itu sudah dijelaskannya.

 

2 dari 2 halaman

Sebut Operasi Intelijen

"Sebenarnya tidak. Itu adalah bagian daripada di mana saya sudah beberapa kali memberikan penjelasan bahwa kami tidak terlibat langsung, kami sebagai panganten, kami menerima hasil seperti yang kita lihat selama ini. Itu saja," ungkapnya.

"Iya ini kan fenomena kehidupan, dinamika kehidupan di mana sebenarnya ada sesuatu yang tidak perlu sebenarnya terjadi. Ya kalau saya boleh bilang sih semacam operasi intelijen," pungkasnya.

Sayangnya, purnawirawan jenderal bintang tiga ini pun tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan operasi intelijen tersebut.