Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno menyinggung soal pembangunan Giant Sea Wall. Dia menilai hal tersebut terlalu muluk-muluk untuk dijadikan gagasan saat pencalonannya di Pilkada Jakarta.
Rano Karno menyebut, sebuah gagasan yang dibawa haruslah yang realistis tak perlu muluk-muluk salah satunya soal pembuatan Giant Sea Wall.
Baca Juga
"Sangat realistis. Enggak usah kita muluk-muluk Giant Sea Wall. Sudah deh, saya paham Giant Sea Wall," kata Rano Karno di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bivak Jakarta, Minggu (1/9/2024).
Advertisement
Dia menilai, pembangunan Giant Sea Wall harusnya menjadi program nasional bukan menjadi program pemerintah daerah.
"Maaf nih, saya bukan belagu. Waktu saya jadi gubernur Banten, saya pernah menjadi ketua tim koordinasi Jabodetabek Punjur. Tahu saya. Memang itu perlu. Tapi itu adalah program nasional. Bukan program Pemda DKI," jelas dia.
Lebih lanjut, dia menilai fokus gagasannya saat ini adalah memecahkan permasalahan yang ada di Jakarta seperti kemacetan hingga ketersediaan lahan di Jakarta.
"Kita ngurusin kota macet saja dulu deh. Kita enggak usah muluk. Infrastruktur jalan Jakarta sudah terbatas," ujarnya.
"Kita mau bikin jalan baru enggak mungkin. Makanya kita lihat deh, Ancol. Pasti jalan di atas kali. Enggak bisa lagi mau ke mana. Nah sekarang kita lihat Harmoni. Padat kan? Masih ada kali yang bisa. Sudah bikin jembatan lewat atas itu. Untuk apa? Menambah akses," sambung Rano Karno.
Â
Pramono-Rano Akan Fokus soal Transportasi Umum di Jakarta
Selain itu, soal jumlah transportasi umum yang menurutnya masih kurang untuk menjangkau wilayah lain seperti Tanggerang Selatan dan Bekasi. Sehingga, dia akan fokus untuk menyelesaikan persoalan transportasi umum di Jakarta.
"Singkat kata, transportasi enggak mungkin dihindari. Tapi populasi harus bisa ditekan. Ini Jakarta sudah ekstrem nih," imbuhnya.
Sebelumnya, bakal calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengatakan bakal menyulap wilayah bagian utara Jakarta sebagai Dubai-nya.
Keinginannya menjadikan wilayah utara Jakarta serupa Dubai menyusul rencana program pembangunan infrastruktur yang hendak dilakukan salah satunya pembuatan Giant Wall.
"Ada sekitar 70-an program dari mulai infrastruktur raksasa menahan banjir di utara dengan kawasan Giant Wall-nya. Nah nanti Dubainya Jakarta ada disana," ucap Ridwan Kamil di Kantor DPN Partai Gelora, Jakarta Selatan, Selasa (27/8).
Advertisement
Pramono-Rano Serap Keluhan Warga Soal Kepadatan Bus Transjakarta
Sementara itu, pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno menyambangi kawasan Car Free Day (CFD) Jakarta, Minggu (1/9/2024).
Keduanya tiba dengan menggunakan bus Transjakarta. Pramono mengaku banyak mendapat aspirasi soal armada bus yang disebut kurang memadai di jam padat.
"Contoh tadi di Transjakarta mereka mengeluh tentang frekuensi saat jam padat yang sangat kurang dan yang kedua menjadi keluhan konektivits dari Jakarta ke Tangasel ke Bekasi itu juga jadi persoalan tersendiri," ungkap pria karib disapa Pram di kawasan CFD Jakarta.
Politikus PDIP yang menjabat Sekretaris Kabinet itu memastikan program kerjanya bersama Rano Karno akan mengakomodasi keluhan warga soal transportasi publik. Salah satunya sinergitas dengan program strategis nasional terkait kereta MRT.
"Nah, program-progam seperti ini yang riil di masyarakat yang kami lakukan, termasuk permintaan warga melakukan perpanjangan MRT sampai Tangsel dan sampai Bekasi. Itulah yang menurut saya menjadi prioritas dan secara riil kami temukan di lapangan," jelas Pramono Anung.
Sementara itu, Rano Karno mengaku besama Pram mencoba menyerap aspirasi dengan turun langsung seperti hari ini di CFD Jakarta. Pemeran Si Doel Anak Sekolahan itu menegaskan kegiatan hari ini tidak untuk berkampanye.
"Artinya, kita datang ke sini memang silaturahim pada masyarakat. Kita tidak kampanye, tidak bicara visi misi, tapi hampir rata-rata mereka paham, mereka tahu, bahwa Pilkada DKI harus segera dimulai," tandas dia.
Â
Â
Â
Â
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com