Liputan6.com, Jakarta - Byonz Research and Advisory, lembaga penelitian khusus mengenai perilaku anak muda, menyelenggarakan survei untuk mengetahui perspektif Gen Z terhadap kualitas yang diharapkan kepada calon kepala daerah. Hasilnya, Gen Z di Indonesia sangat menghargai integritas.
Co-Founder Byonz Research and Advisory/ CEO Byonz Group, Zagy Yakana Berian menyatakan, 55 persen Gen Z menginginkan pemimpin dengan karakter yang memprioritaskan kejujuran dan perilaku etis.
Baca Juga
"35 persen Gen Z mempreferensi pemimpin dengan visi yang jelas dan strategis. Mengenai penampilan, 86 persen Gen Z lebih menyukai pemimpin yang terlihat otoritatif, karena dianggap kuat, dapat dipercaya, dan proaktif," kata Zagy dalam keterangannya, Minggu (22/9/2024).
Advertisement
Zagi menyebut, sebanyak 58 persen menyebut, pemimpin harus dapat menyampaikan gagasan dengan lugas dan mampu berkomunikasi sesuai kebutuhan.
"Ada 59 persen Gen Z yang tertarik pada pengalaman kepemimpinan. Dan hanya 31 persen yang melihat pendidikan tinggi sebagai faktor penting," paparnya.
Zagy Berian, dalam paparannya mengatakan bahwa pengalaman memimpin adalah hal yang paling penting bagi Gen Z.
"Kepemimpinan itu bukan dari segi role yang ingin didapat harus punya dulu sebelumnya. Nggak. Tapi pengalaman kepemimpinan apapun. Mereka ingin melihat, pernah enggak calon itu memimpin dalam hal apapun," kata Zagyz
Asal Usul Keluarga dan Kekayaan Dinilai Tak Penting
Menariknya, lanjut Zagy, hasil survei juga menunjukkan bahwa faktor good looking tak luput dari perhatian Gen Z. Karena hal itu dianggap mencerminkan kepercayaan diri dan daya tarik calon pemimpin. Namun, Zagy menegaskan bahwa aspek fisik bukan segalanya.
"Kalau ingin jadi pemimpin, harus bisa merasakan jadi pemimpin dulu. Punya pengalaman," lanjutnya
Dari sisi pendidikan, Gen Z tetap menilai asal-usul pendidikan calon pemimpin sebagai indikator kapabilitas. Namun, hal ini hanya dianggap sebagai faktor pendukung, bukan yang utama.
"Sementara faktor kekayaan dan asal usul keluarga, hanya dianggap penting oleh 4 persen responden Gen Z. Bahkan, dukungan partai dinilai penting hanya oleh 2 persen responden saja," pungkas Zagy.
Adapun survei melibatkan 1.400 responden dari seluruh Indonesia, dengan rentang usia 15-28 tahun, pada 1-8 September 2024. Metodologi survei menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan platform online.
Advertisement