Sukses

RK Minta Program Maghrib Mengaji Tak Disalahtafsirkan, Janji Prioritaskan Semua Agama

Ridwan Kamil menyebut, program Maghrib Mengaji di Jakarta sejatinya sudah ada sejak era Gubernur Anies Baswedan. Dia berkomitmen akan melanjutkan program-program baik gubernur terdahulu.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) memberikan klarifikasi terkait program 'Maghrib Mengaji' yang dianggap hanya memprioritaskan satu agama saja di Jakarta. RK meminta program tersebut tak disalahtafsirkan.

"Hanya gara-gara menyebut Maghrib Mengaji, seolah-olah ada deklarasi Jakarta hanya untuk satu agama," kata RK di Posko Relawan Rampai Nusantara, Cipinang Muara, Jakarta Timur, Senin (7/10/2024).

RK membantah, lewat program itu, pihaknya dengan sengaja memprioritaskan satu agama saja. Dia menyatakan menjunjung tinggi Pancasila dan nilai-nilai keadilan untuk semua golongan di Jakarta.

"Program-program semuanya harus merata ke semua golongan. Satu-satunya pasangan, boleh cek di KPU (Komisi Pemilihan Umum), yang menuliskan visi misinya, ada tulisan manusia Pancasila hanya pasangan RIDO. Itu artinya kami sangat komit," ucap dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan program Maghrib Mengaji sebetulnya telah ada di Jakarta sejak kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan. RK bilang, dirinya hendak kembali melanjutkan program itu karena memperoleh aspirasi dari warga.

"Yang namanya program Magrib Mengaji adalah program Pak Anies Baswedan. Yang waktu kita blusukan, ada aspirasi untuk disempurnakan dan dilanjutkan," ujar Ridwan Kamil.

 

2 dari 2 halaman

Komitmen Lanjutkan Program Baik Gubernur Terdahulu

RK kembali menegaskan, bahwa pasangan RIDO berkomitmen melanjutkan program-program baik peninggalan gubernur Jakarta terdahulu.

"Maka saya sebagai cagub yang udah komit, yang baik-baik di pemimpin sebelumnya akan dilanjutkan, termasuk Magrib Mengaji," sambungnya.

Program serupa, lanjut dia juga akan diakomodir dan difasilitasi untuk semua agama yang ada di Jakarta. Sehingga keharmonisan beragama tetap berjalan di Jakarta.

"Kita fasilitasi dengan sebuah cara. Agama lain ingin ke tempat suci lain kita fasilitasi. Itulah rasa adil kami yang harus dipahami. Jadi, gubernur Jakarta pastilah kami berdiri di tengah-tengah," ujar RK.