Sukses

Ridwan Kamil Bakal Bikin RTH untuk Tempat Bermain Anak di Lingkungan Padat Penduduk Jakarta

Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut 1 Ridwan Kamil (RK) mengatakan bakal menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk ruang atau tempat bermain bagi anak-anak yang ada di lingkungan padat penduduk di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut 1 Ridwan Kamil (RK) mengatakan bakal menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk ruang atau tempat bermain bagi anak-anak yang ada di lingkungan padat penduduk di Jakarta.

Hal tersebut disampaikan RK menjawab keluhan warga terkait tidak adanya ruang bermain anak-anak yang ada di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (10/10/2024).

Ridwan Kamil (RK) mengatakan, bakal membeli rumah tidak terpakai dan diubah menjadi RTH. Hal serupa disebut pernah dia lakukan saat menjabat Gubernur Jawa Barat.

"Saya pernah pengalaman, saya beli rumah, rumahnya saya bongkar. Bongkarannya, tanahnya jadi ruang terbuka buat main anak. Jadi kalau nanti di kampung padat ada kebutuhan itu, mungkin metodenya sama," kata RK.

Menurut dia, langkah tersebut bakal efektif diterapkan di Jakarta. Mengingat, kata dia di Jakarta banyak wilayah padat penduduk yang minim lahan kosong.

"Menyediakan ruang terbuka publik, kalau lahan kosong tidak ada, kita beli rumah yang tidak terpakai, kita bongkar, kita jadikan tempat bermain," terang RK.

Di sisi lain, RK juga mempertimbangkan perbaikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) era Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) hingga Anies Baswedan.

"Semua itu kewajiban ya, yang udah bagus dari Pak Ahok, Pak Anies, kalau memang ada kendala kita sempurnakan," ucap RK.

"Tapi yang belum ada, metodenya bisa RTH yang ada dibikin bagus, atau betul-betul nggak ada, saya beli kapling, beli rumah, dijadikan RTH," tandasnya.

 

2 dari 3 halaman

Ridwan Kamil Ingin Bangun Fasilitas Non Jalur Bagi Pengguna Sepeda Komuter di Jakarta

Sebelumnya, Calon Gubernur (Cagub) Jakarta Nomor Urut 1 Ridwan Kamil (RK), berencana fasilitas non jalur bagi para pengguna sepeda komuter di Jakarta. Pasalnya, dia menilai, jalur sepeda di Jakarta tak ideal jika hanya digunakan buat kepentingan rekreasi semata.

"Kita memotivasi, mengedukasi, cuma jalur sepeda itu idealnya bukan sepeda rekreasi, idealnya itu sepeda yang commuting," kata RK di Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (13/10/2024).

Adapun sepeda komuter dikenal sebagai penggunaan sepeda untuk bepergian dari rumah ke tempat kerja atau belajar. Hal tersebut tentunya berbeda dengan penggunaan sepeda untuk tujuan olahraga, rekreasi, atau touring.

"Nah, itu yang jadi tantangan kan karena kita tahu pada saat hari-hari kerja kan enggak ramai. Kalau cuma sekadar jalur sepeda, tapi tanpa dipakai saat hari kerja, nah kita meningkatkan edukasi lagi," jelas dia.

RK mengungkapkan, keputusan untuk membangun fasilitas non jalur dirancang usai menerima curhatan dari pesepeda yang menggunakan sepeda sebagai komuter. Salah satu fasilitas non jalur yang dimaksud ialah tempat mandi bagi komuter sepeda.

"Salah satu curhatan pesepeda contoh ya, Kang gimana saya mau sepeda hari Senin-Selasa datang ke kantor lengket enggak ada tempat mandi," kata dia.

"Nah kan, jadi ada infrastruktur non jalur yang juga harus kita perbaiki selain mengedukasi. Jadi bukan sekadar rekreasional bicycling ya, tapi commuting bicycling," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Ridwan Kamil Kampanye di BKT, Ingin Sempurnakan Program Pengerukan Sungai Era Ahok

Sebelumnya, cagub Ridwan Kamil (RK) mengatakan ingin menyempurnakan program pengerukan sungai yang pernah digagas oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk mengatasi banjir di Jakarta.

Hal ini disampaikan RK saat melakukan kampanye di Banjir Kanal Timur (BKT) Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (13/10/2024). Dia mendapati curhatan warga yang menyebut pengerukan di sepanjang BKT dulu pernah rutin dilakukan era Ahok.

"Ya salah satunya tadi ada masukan, tadi zaman Pak Ahok itu pengerukan itu rutin, sekarang saya enggak lihat ada ekskavator ya sehingga terjadi pendangkalan," kata RK.

Menurut RK, BKT juga akan dikaji sebagai salah satu sungai yang akan disiapkan untuk program pengendalian macet di Jakarta yang ia rancang, yakni riverway. Dia bilang, ada sejumlah prosedur yang harus dikaji lebih mendalam.

"Harusnya BKT ini bisa lebih dalam, nanti kita sempurnakan SOP-nya ya," ujar dia.

Lebih lanjut, RK menyebut gagasan soal riverway di Jakarta sebetulnya sudah ada sejak zaman mantan Gubernur Sutiyoso menjabat. Oleh sebab itu, RK tak menampik tinggal melanjutkan.

"Gagasan itu (riverway) kan datang dari zaman Pak Sutiyoso di rute-rute yang memungkinkan. Di mana (rute sungai) yang memungkinkan? Itu masih di kaji," kata dia.

RK menilai, gagasan riverway masih tetap relevan untuk bisa diterapkan di Jakarta. Hanya saja, ujarnya dari total 13 sungai yang ada di Jakarta, diperlukan kajian untuk melihat sungai mana yang memadai untuk dijadikan rute riverway.