Sukses

Debat Kedua Pilkada Jakarta, KPU Ajak Masyarakat Susun Pertanyaan untuk Calon

Komisioner KPU mengatakan mereka tidak bisa memberikan pertanyaan secara langsung saat debat berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, Astri Megatari mengaku sedang meramu wacana keterlibatan aktif masyarakat dalam menyumbangkan pertanyaan untuk para pasangan calon dalam debat pilkada Jakarta 2024. Menurut dia, hal itu menjadi ide yang baru dan belum ada di debat perdana sebelumnya.

"Ada wacana di debat kedua ini kami akan menghadirkan dari unsur masyarakat untuk menyusun pertanyaan. Jadi nanti ada komunikasi masyarakat yang kami undang," kata Astri di Kantor KPU Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Meski ada keterlibatan, Astri mengatakan mereka tidak bisa memberikan pertanyaan secara langsung saat debat berlangsung. Pertanyaan tetap disampaikan oleh para panelis seperti jalannya debat pertama.

"Masyarakat menyusun pertanyaan sehingga nanti bisa bertemu dengan panelis dan panelis akan menampung dari apa yang disampaikan warga. Sehingga panelis bisa menyusun pertanyaan dan disampaikan kepada para pasangan calon," jelas Astri.

Astri menambahkan, untuk finalisasi, siapa kelompok masyarakat yang akan dilibatkan masih akan terus digodok. Alasannya, waktu yang mepet dan mencari masyarakat yang representatif bukan perkara mudah.

"Jadi kami masih proses finalisasi, kami belum memastikan apakah akan menggunakan format seperti ini atau tidak, sebab waktunya sempit untuk mencari kelompok masyarakat yang representatif karena akan memakan waktu," tandas Astri.

2 dari 2 halaman

Debat Digelar 27 Oktober 2024, Tema soal Ekonomi-Kesejahteraan Sosial

Sebagai informasi, debat kedua pemilihan gubernur Jakarta akan dilangsungkan pada Minggu 27 Oktober 2024. Tema yang diangkat di debat kedua adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Total ada enam sub tema dari debat kedua, berikut rinciannya:

Pertama, infrastruktur terintegrasi dan pelayanan dasar prima

Kedua, pendidikan dan kesehatan.

Ketiga, penanganan ketimpangan sosial.

Keempat, pembangunan ekonomi digital dan UMKM.

Kelima, pariwisata dan ekonomi kreatif.

Keenam, inflasi bahan pokok.

Â