Sukses

Ridwan Kamil Bakal Perbanyak Parkir Mekanis Atasi Keterbatasan Lahan di Pasar

Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK), bakal memperbanyak parkir mekanis di Jakarta sebagai solusi keterbatasan lahan parkir yang kerap ditemui di pasar-pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK), bakal memperbanyak parkir mekanis di Jakarta sebagai solusi keterbatasan lahan parkir yang kerap ditemui di pasar-pasar. Dia bilang, parkir akan dibuat secara bertingkat di lahan yang kecil.

"Ya parkir sekarang ada teknologi mekanis, dan lima tahun saya akan perbanyak. Jadi, mekanis itu lahan kecil tapi isinya banyak, bertingkat. Ada di Cikini contohnya," kata RK kepada wartawan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (24/10/2024).

Menurut Mantan Gubernur Jawa Barat ini, cara itu nantinya juga akan efektif untuk mengendalikan macet di Jakarta. Pasalnya, kata dia kemacetan juga banyak disebabkan oleh kendaraan bermotor yang parkir di bahu jalan.

"Nah, itu akan saya dorong untuk mengatasi kemacetan karena kekurangan lahan parkir," ucap dia.

Lebih lanjut, RK menyatakan pasar tradisional di Jakarta juga perlu ditata agar lebih rapi. Terlebih, ujarnya Jakarta dikenal sebagai kota yang menjadi pusat perdagangan.

Dia bilang, pasar yang rapi bisa dibangun hunian di atasnya. Anak-anak muda hingga masyarakat kelas menengah dinilai cocok tinggal di lokasi semacam itu.

"Itulah tadi program yang tentunya bisa kita dorong menjadi program unggulan. Apalagi, Pak Prabowo kan ada program perumahan untuk satu juta hunian di tengah kota. Saya kira itu sangat sejalan ya," kata RK.

2 dari 3 halaman

Elektabilitas Anjlok di Survei LSI, Ridwan Kamil: Lagi Bagus Atau Kurang Saya Tetap Kerja

Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK), menanggapi elektabilitasnya bersama Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Suswono yang anjlok di survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI). 

Posisi elektabilitas RK-Suswono berada di bawah Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno. Menurut RK, apapun hasil survei terbaru Pilkada Jakarta, ia tak ambil pusing dan bakal tetap bekerja. 

"Kalau survei itu jawabannya sama, mau lagi bagus, mau lagi kurang, jawabannya tetap lah bekerja sampai akhir waktu. Jadi, jawabannya itu aja," kata Ridwan Kamil kepada wartawan di kawasan Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (24/10/2024).

"Jadi, misalkan besok ada rilis survei, surveinya bagus hasilnya, jawaban saya juga sama," lanjutnya.

RK menyampaikan, setiap lembaga survei memiliki metode yang berbeda-beda dalam melakukan jajak pendapat. Oleh karena itu, RK tak memungkiri akan ada perbedaan hasil survei meskipun topiknya sama.

"Saya akan terus bekerja melakukan kegiatan sampai akhir masa kampanya, udah itu aja karena metode survei juga beda-beda. Sampling juga beda-beda. Makanya tidak pernah ada survei yang sama," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Pramono-Rano Unggul di Survei Terbaru LSI

Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024. Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno unggul dengan perolehan 41,6 persen.

Pramono-Rano berada di posisi atas dan meninggalkan perolehan surve Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK)-Suswono dan Paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana. RK-Suswono memperoleh 37,4 persen. Sedangkan Dharma-Kun 6,6 persen. Adapun survei digelar pada 10-17 Oktober 2024. 

"Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi, disusul tempat kedua Ridwan-Suswono dan tempat ketiga Dharma-Kun," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (23/10/2024).

Djayadi menyampaikan alasan utama responden memilih Gubernur DKI Jakarta. Ada 23,1 persen memilih Paslon yang berpengalaman di pemerintahan, 15,4 persen memilih calon yang jujur dan bersih dari korupsi, serta 11,5 persen lainnya memilih yang sudah ada bukti nyata hasil kerjanya. 

"Dari temuan hasil survei ini menunjukkan putaran kedua sangat mungkin terjadi," kata Djayadi.Â