Sukses

Profil Steven Kandouw: dari DPRD ke Pilgub, Sosok Visioner untuk Sulut

Sosok Steven Kandouw dikenal luas karena kepemimpinannya yang visioner dan kemampuannya untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan.

Liputan6.com, Jakarta - Steven Octavianus Estefanus Kandouw resmi mencalonkan diri sebagai Gubernur dalam Pilkada 2024. Dengan rekam jejak panjang di dunia politik dan kepemimpinan yang dikenal visioner, Steven optimistis membawa perubahan signifikan untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara.

Steven lahir pada 5 September 1969. Ia merupakan figur yang sangat berpengaruh dalam sejarah politik di Sulawesi Utara. Sejak 12 Februari 2016, ia menjabat sebagai Wakil Gubernur dan telah memberikan kontribusi signifikan bagi daerah tersebut.

Sebelum itu, Steven memulai karir politiknya sebagai Anggota DPRD Sulawesi Utara pada periode 2004 hingga 2015, di mana ia menunjukkan komitmen yang tinggi untuk memajukan wilayahnya. Dalam perjalanan karirnya, ia telah mengemban berbagai tanggung jawab yang membentuknya menjadi pemimpin yang dihormati oleh masyarakat.

Dengan pengalaman dan dedikasi yang dimilikinya, Steven kini mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Sulawesi Utara untuk Pilkada yang akan berlangsung pada bulan November 2024 mendatang.

Sosok Steven Kandouw dikenal luas karena kepemimpinannya yang visioner dan kemampuannya untuk menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan.

Ia bertekad untuk terus berkontribusi bagi kemajuan Sulawesi Utara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mari kita lihat lebih dalam tentang sosok Steven Kandouw ini dan apa yang membuatnya menjadi pilihan yang tepat untuk memimpin daerah ini ke depan, seperti dikutip Merdeka.com, Selasa (5/11/2024).

 

2 dari 5 halaman

Berawal dari Kursi DPRD

Selama masa jabatannya di DPRD, Steven berhasil mendapatkan kepercayaan masyarakat dengan menjabat sebagai Ketua Komisi II yang bertanggung jawab dalam bidang Ekonomi dan Keuangan selama sepuluh tahun. Pada pemilihan legislatif 2014, ia terpilih sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara setelah memperoleh suara terbanyak, yaitu 33.649 suara.

"Pengabdian saya untuk masyarakat adalah yang utama," ujar Steven, menegaskan komitmennya untuk memberikan yang terbaik bagi daerah yang ia cintai.

Setelah meraih berbagai prestasi di DPRD, Steven mengambil langkah lebih jauh dengan mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara. Pada tahun 2015, PDI Perjuangan memilihnya untuk berpasangan dengan Olly Dondokambey, dan pasangan ini berhasil meraih suara terbanyak dalam Pilkada serentak yang dilaksanakan pada 9 Desember 2015. Mereka dilantik di Istana Negara pada 12 Februari 2016, dan resmi menjabat untuk periode 2016 hingga 2021.

 

3 dari 5 halaman

Langkah Menuju Pilkada 2015 dan Pelantikan

Proses pencalonan Steven Kandouw sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Utara dimulai pada tahun 2015 ketika PDI Perjuangan mengusungnya untuk mendampingi Olly Dondokambey dalam kontestasi politik yang sangat kompetitif. Dalam Pilkada serentak pertama di Indonesia tersebut, pasangan Olly dan Steven sukses meraih 647.252 suara, mengalahkan pasangan lainnya, Benny Mamoto--David Bobihoe yang mendapatkan 389.463 suara serta Maya Rumantir--Glenny Kairupan dengan 222.233 suara.

Keberhasilan ini bukan hanya milik kami, tetapi juga milik seluruh masyarakat Sulawesi Utara yang percaya dan mendukung visi kami," ungkap Steven, menekankan betapa pentingnya dukungan rakyat dalam perjalanan politiknya.

Kemenangan ini membuka kesempatan bagi mereka untuk dilantik secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 12 Februari 2016. Dalam acara pelantikan tersebut, mereka berkomitmen untuk bekerja keras dalam memajukan Sulawesi Utara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kontribusi sebagai Wakil Gubernur

Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Gubernur, Steven Kandouw memikul tanggung jawab yang signifikan dalam pemerintahan bersama Gubernur Olly Dondokambey. Steven terlibat secara aktif dalam berbagai program pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Sulawesi Utara.

Ia menempatkan sektor ekonomi, pendidikan, dan kesehatan sebagai fokus utama selama masa jabatannya, berusaha untuk menciptakan perubahan yang positif. Selain itu, Steven juga dikenal aktif di berbagai organisasi, termasuk sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Sulawesi Utara dan Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Utara.

Dengan dedikasi dan komitmennya, Steven berupaya untuk memastikan bahwa program-program yang dijalankan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

 

4 dari 5 halaman

Rela Mundur demi Melindungi GMIM

 

Dalam sebuah pernyataan yang penuh emosi, Pnt. Steven Octavianus Estefanus Kandouw menyatakan kesiapannya untuk menarik diri dari pencalonan gubernur jika hal itu diperbolehkan oleh aturan, demi melindungi Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM). Ia berpendapat bahwa adanya upaya intervensi dapat merusak kehormatan dan kedamaian gereja.

Kandouw, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Sinode GMIM Bidang Sumber Daya dan Dana, mengungkapkan keprihatinannya bahwa GMIM, khususnya Badan Pekerja Majelis Sinode, sedang menghadapi tekanan hukum terkait pengelolaan keuangan gereja. Ia menilai bahwa dalam situasi yang sulit ini, gereja justru menjadi "korban" dari ambisi politik yang ada.

Keputusan Berani

Dalam sorotan publik yang intens, ia menekankan bahwa jika ambisinya untuk menjadi Gubernur Sulawesi Utara dapat berdampak negatif pada keberadaan GMIM, ia akan dengan senang hati mengesampingkan keinginannya tersebut.

"Saya bersedia kalau perlu berikan kursi gubernur itu pada orang lain yang menginginkannya. Lebih penting bagi saya, biarkan GMIM tetap berdiri mulia, membesarkan nama Tuhan," ungkapnya, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari ribuan jemaat yang hadir di Gereja Bukit Moria Rike.

Kandouw mengajak jemaat serta seluruh masyarakat untuk bersatu dalam doa, agar Badan Pekerja Majelis Sinode dan GMIM tetap kokoh dan terhindar dari pengaruh yang merugikan.

Sikap berani yang ditunjukkan Steven Kandouw ini mencerminkan komitmennya dalam menjaga integritas gereja, yang merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Dengan demikian, ia menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dan keberadaan gereja lebih diutamakan dibandingkan dengan ambisi politik pribadi.

5 dari 5 halaman

Infografis