Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Development Monitoring (IDM) melakukan survei pemetaan sikap dan perilaku calon pemilih untuk mengukur tingkat elektabilitas dua pasangan calon (paslon) Gubernur dan bakal calon wakil Gubernur jelang Pemilihan Kepala Daerah Kalimantan Timur atau Pilkada Kaltim 2024.
"Hasil survei menunjukkan elektabilitas Rudy Mas'ud-Seno Aji unggul dibandingkan dengan pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi," ujar Direktur Eksekutif IDM Heru Supriyatno melalui keterangan tertulis, Minggu (10/11/2024).
Baca Juga
Jelang Pilkada Kaltim 2024, Survei: Elektabilitas Rudy Mas'ud-Seno Aji Unggul dari Isran Noor-Hadi Mulyadi
Survei Jelang Pilkada Kaltim 2024: Elektabilitas Isran Noor-Hadi Mulyadi dan Rudy Mas'ud-Seno Aji, Siapa Unggul?
Survei: Elektabilitas Rudy Mas'ud-Seno Aji Kalahkan Isran Noor-Hadi Mulyadi Jelang Pilkada Kaltim 2024
Dia mengungkapkan, survei IDM kali ini memaparkan tentang peta elektoral kedua paslon di Pilkada Kaltim 2024 dalam uji simulasi pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk menjawab dengan bebas.
Advertisement
"Sehingga responden tidak terpaku pada pilihan tertentu terkait pasangan calon Kepala Daerah yang akan dipilih jika Pilgub Kaltim digelar hari ini," ucap Heru.
"Hasilnya, tingkat elektabilitas Rudy Mas'ud-Seno Aji berada di angka 51,8%, Isran Noor-Hadi Mulyadi 30,3%, dan tidak memilih sebanyak 17,9%," sambung dia.
Kemudian, lanjut Heru, dalam simulasi pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang memberikan pilihan jawaban yang terbatas dan spesifik kepada responden. Responden hanya perlu memilih dari opsi yang telah disediakan dalam kertas kuisioner.
"Hasilnya Rudy Mas'ud-Seno Aji berada di angka 62,6%,dan Isran Noor-Hadi Mulyadi 31,6%, dan tidak memilih sebanyak 5,8%," kata dia.
Heru menjelaskan, IDM juga melakukan survei pemetaan sikap dan perilaku calon pemilih untuk mengukur tingkat elektabilitas dua paslon Gubernur dan bakal calon wakil Gubernur di Pilkada Kaltim.
Hasil Survei Lainnya
Menurut Heru, dari hasil temuan survei ada empat masalah besar menurut warga Kaltim mendesak untuk diselesaikan.
Di mana, kata dia, selama 5 tahun terakhir tidak dapat atau kurang optimal diselesaikan petahana. Di antaranya pertama harga-harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah yang mendesak terbesar menurut 27,8% responden.
"Kedua, susah mencari lapangan pekerjaan menurut 27,6% responden, ketiga, kondisi jalan rusak di Kaltim menurut 23,4% responden. Kemudian masalah biaya pendidikan mahal menurut 21,2% responden," terang Heru.
Hal lain, lanjut dia, survei IDM mengambarkan rendahnya elektabilitas pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi sebagai Incumbent selama menjabat tidak mampu mewujudkan janji-janji politik yang telah mereka buat ketika masa kampanye sebelum terpilih.
"Padahal, janji-janji manis itulah yang dulunya mampu memikat para pemilih. Sementara pada masa menjabat selama satu periode, janji-janji tesebut sama sekali tidak ditunaikan," ucap Heru.
"Tentu, hal inilah yang menjadikan masyarakat tidak simpatik terhadap incumbent. Karena itu, Heru merinci, faktor kegagalan incumbent dalam pertarungan Pilkada," sambung dia.
Advertisement
Faktor Kegagalan
Heru menyebut, yakni kurang pahamnya persoalan dan permasalahan yang ada di lapangan. Selain itu, lanjut dia, tidak bisa membedakan mana persoalan dan permasalahan yang urgen dan tidak urgen yang harus diselesaikan.
"Sebagai contoh, misalkan persoalan pengangguran dan kemiskinan menjadi persoalan mayoritas publik Kaltim yang mana Kaltim yang kaya sumber daya alam namun tidak memberikan dampak kesejahteraan yang signifikan pada masyarakat," terang Heru.
Kemudian, lanjut dia, gagal memberikan kemajuan yang signifikan bagi daerahnya yang berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat Kaltim menjadi poin kritis rendahnya elektabilitas Isran Noor-Hadi Mulyadi.
Lalu, sambung Heru, munculnya pasangan Rudy Mas’ud-Seno Aji yang dinilai baik dari segi integritas, visi, atau dukungan masayarakat yang kuat bagi seorang kepala daerah Kaltim.
"Apalagi masyarakat Kaltim sangat tahu Rudy Mas’ud - Seno Aji diusung oleh partai politik yang mayoritas menguasa kursi di parlemen pusat ,yang mana akan jauh lebih dapat mendukung program program mendesak sebagai masyarakat Kaltim," kata dia.
Dia menjelaskan, survei ini lmelibatkan sebanyak 2l000 warga Kaltim sebagai responden serta sudah berumur 17 tahun ke atas. Sampel responden berasal dari populasi pemilih tetap sebanyak 2.821.202 pemilih pada Pilkada Kaltim 2024 ini.
"Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dikatakan, hasil survei ini memiliki margin of error -/+ 2,19%," ucap dia.
"Pada tingkat kepercayaan 95 persen survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan responden. Survei dilaksanakan mulai 25 Oktober - 4 November ber 2024," tandas Heru.