Sukses

Singgung Benyamin-Pilar, Paslon Ruhamaben-Shinta Sebut Banjir Kerap Terjadi di Tangsel

Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan Ruhamaben dan Shinta Wahyuni Chairuddin mengkritik pemerintah kota sekarang yang dianggap tak mampu menanggani banjir di wilayah Tangsel.

Liputan6.com, Jakarta Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan Ruhamaben dan Shinta Wahyuni Chairuddin mengkritik pemerintah kota sekarang yang dianggap tak mampu menanggani banjir di wilayah Tangsel.

Hal ini disampaikan dalam debat kandidat Pilkada Tangerang Selatan perdana. Di mana lawan mereka adalah Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan yang merupakan petahana.

Ruhamaben memaparkan, semasa kepemimpinan Benyamin-Pilar, wilayah di pemukiman  Pondok Maharta, Taman Mangu dan BPI selalu banjir di masa musim penghujan.

"Masalah banjir masih berulang. Pondok Maharta, Taman Mangu, BPI, selalu cemas ketika musim hujan datang," kata Ruhamaben, Selasa (12/11/2024).

Tak hanya itu, menurut dia, kesenjangan pembangunan masih kerap terjadi di Tangsel. Di mana disebut ini dirasakan oleh masyarakat.

"Terjadi kesenjangan kualitas pembangunan besar, ketimpangan sangat terasa. Seolah ada Tangsel negeri dan Tangsel swasta. Sebab, wilayah dibangun pengembang sering kali terlihat lebih baik dan lebih maju dibanding dengan wilayah dibangun pemerintah kota," klaim Ruhamaben.

 

2 dari 2 halaman

Kemacetan dan Penanganan Sampah

Bukan hanya itu saja, Ruhamaben menyebut sering mendapat keluhan warga soal aroma sampah yang menyengat dari TPA Cipeucang, padahal tinggal di Kawasan modern dan elit.

belum lagi soal kemacetan yang tersebut menghantui warga kota Tangsel dewasa ini. Karena itu, dia bersama Shinta akan membenahi itu semua.

"Maka Rama dan Shinta merasa terpanggil dan berkomitmen, membuat Kota Tangsel maju kotanya, sejahtera warganya," kata Ruhamaben.

Seperti diketahui, debat perdana mengambil tema 'Pelayanan Publik untuk Terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur'.

Selama debat kandidat perdana tersebut, panelis dipimpin oleh Prasetiono Widjoyo sebagai pakar ekonomi. Kemudian Endang Sulastri dosen magister Ilmu Politik Muhammdiyah Jakarta, Marzan Aziz Iskandar selaku Rektor ITI, Muhammad Sobary perwakilan dari budayawan, dan Telisa Aulia Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Video Terkini