Liputan6.com, Jakarta KPU Kota Tangerang Selatan (Tangsel), resmi menggelar debat perdana Pilkada Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel, dilaksanakan hari ini, 12 November 2024.
Debat perdana mengambil tema 'Pelayanan Publik untuk Terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur', diikuti oleh dua pasangan calon. Yakni pasangan nomor urut 1, Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan, pasangan nomor urut 2, Ruhamaben dan dr Shinta.
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, pasangan petahana, memaparkan kelebihan Kota Tangsel yang meskipun tak memiliki sumber daya alam sebagai kelebihan, tapi kota tersebut memiliki sumber daya manusia, dimana 72 persennya merupakan angka produktif.
Advertisement
"Mencermati geostrategis diantara pusat-pusat pertumbuhan, kemudian penduduk, demografi yang merupakan sumber utama Kota Tangsel,harus makin unggul, menjadi kota inovasi, dan lestari. Ketika enggak punya sumber daya alam, hutan, emas, tapi kita punya SDM yang luar biasa, 1,4 juta penduduk 72 persen usia produktif, ini kekuatan Utama Tangsel,"ungkapnya saat pemaparan visi dan misi.
Lalu, SDM ini menurut Benyamin, bisa dimanfaatkan untuk membentuk ekonomi Tangsel harus menuju ekonomi kreatif berbasis ekonomi lokal. Dengan ditompang penggunaan teknologi dan inovasi.
Karena perlahan tapi pasti, Kota Tangsel akan menuju kota perdagangan dan jasa. Namun, untuk mendukung itu semua, harusdibentuk birokrasi yang efisien dan profesional, sehingga bisa jadi lokomotif untuk menarik gerbang-gerbang lainnya.
Pamer Penanganan Banjir
Sementara itu, calon Wakil Wali Kota Tangsel, pilar Saga Ichsan menuturkan, selama dirinya dan Benyamin Davnie memimpin Tangsel, sudah menangani 10 dari 18 titik banjir.
"Ada dari 18 titik banjir ditangani 10 titik pemukiman, 8 pemukiman masih ditangani,"ujarnya.
Lalu, untuk transpormasi publik, lanjutnya, pihaknya akan focus pada penanganan macet engan mengedepankan penyediaan trasportasi umum yang mudah, murah dan memadai.
Sementara itu, selama debat kandidat perdana tersebut, panelis dipimpin oleh Prasetiono Widjoyo sebagai pakar ekonomi.
Kemudian Endang Sulastri dosen magister Ilmu Politik Muhammdiyah Jakarta, Marzan Aziz Iskandar selaku Rektor ITI, Muhammad Sobary perwakilan dari budayawan, dan Telisa Aulia Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Advertisement