Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Calon Bupati (Cabup) Lampung Selatan (Lamsel) nomor urut 2, Radityo Egi Pratama ke Pasar Inpres Kalianda disambut hangat para pedagang. Dukungan dari tokoh masyarakat di pasar ini, terutama dari komunitas Minang, turut menguatkan dukungan bagi pasangan Egi-Syaiful.
Alfiandi, seorang tokoh masyarakat Minang di Pasar Inpres Kalianda, menyatakan rasa syukurnya atas kedatangan Egi di pasar tersebut. Dia mengatakan banyak pedang yang sudah lama menunggu kedatangan Egi.
Baca Juga
"Alhamdulillah kami selama ini menunggu kehadiran bapak Egi di sini," katanya, Rabu (13/11/2024).
Advertisement
Sebagai perwakilan pedagang Minang di Pasar Inpres Kalianda, Alfiandi menyampaikan dukungan penuh kepada Egi-Syaiful. Ia menegaskan komunitas Minang yang mayoritas berdagang di pasar ini siap mendukung pasangan calon nomor dua di Pilbup Lampung Selatan.
"Orang Minang yang dagang di pasar ini sekitar 80 persen pak, kami keluarga besar masyarakat Minang di Kalianda ini siap mendukung bapak Egi dan bapak Syaiful untuk jadi bupati dan wakil bupati Lampung Selatan," ungkap Alfiandi.
Alfiandi mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi pedagang di Pasar Inpres masih belum pulih sepenuhnya pasca pandemi. Ia meminta agar jika terpilih, Egi dapat mencari solusi untuk mengatasi kendala yang dihadapi pedagang tradisional di tengah gempuran perdagangan daring.
"Apalagi sekarang persaingan dengan pasar online sangat berat bagi kami. Tolong nanti kalau Pak Egi diijabah Allah jadi bupati untuk carikan solusi buat kami," katanya.
Menanggapi aspirasi ini, Egi berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan para pedagang Pasar Inpres Kalianda. Ia menyatakan kesiapannya mengakomodasi kebutuhan warga jika terpilih sebagai bupati dan berupaya menemukan solusi terbaik untuk ekonomi pasar tradisional.
Ciptakan Ruang Terbuka
Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Lampung Selatan (Cabup-Cawabup Lamsel) nomor urut 2, Radityo Egi Pratama-Syaiful Anwar, berkomitmen menciptakan ruang terbuka bagi warga Lampung Selatan untuk berdiskusi dan menyampaikan kritik. Ia menilai, kritik adalah bagian penting dari proses demokrasi dan kemajuan daerah.
Dalam sebuah diskusi dengan kaum muda, Egi mendapat pertanyaan apakah dirinya nanti akan antikritik atau tidak. Egi menegaskan sikapnya yang tidak akan antikritik.
"Kami berkomitmen untuk mewujudkan pemerintahan yang tidak antikritik. Salah satu syarat untuk menjadi negara maju itu adalah dengan dialektika antara pemangku kebijakan sama yang dilayani," ungkap Egi, Senin (11/11/2024).
Egi menyadari bahwa sebagai pemimpin, keterbukaan terhadap kritik dapat meningkatkan kepercayaan publik. Dengan adanya ruang diskusi, ia berharap dapat mendengar langsung aspirasi dan harapan masyarakat.
Menurutnya, dialektika atau dialog antara pemimpin dan rakyat adalah dasar bagi pemerintahan yang responsif. Egi percaya bahwa semua kebijakan akan lebih efektif jika dibentuk melalui partisipasi publik.
Ia pun berkomitmen akan menciptakan forum dialog secara rutin bagi warga Lampung Selatan. Dengan demikian, masyarakat dapat menyampaikan kritik dan saran tanpa takut diabaikan.
"Karena sejatinya tugas kami adalah untuk melayani masyarakat, jadi sudah menjadi kewajiban bagi kami mendengarkan kritik atau aspirasi warga," kata Egi.Â
Advertisement