Sukses

Pramono Anung-Rano Karno Dapat Dukungan Warga Sunda di Jakarta

Aliansi Masyarakat Sunda Jakarta (AMSJ) menggelar deklarasi dukungan kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024.

Liputan6.com, Jakarta Aliansi Masyarakat Sunda Jakarta (AMSJ) menggelar deklarasi dukungan kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024.

Deklarasi ini dilakukan di Riska Caffe, Senen, Jakarta Pusat,  Jumat (15/11/2024).

Ketua AMSJ Ujang Rizwansyah menyebut ada sejumlah alasan yang membuat masyarakat Sunda di Jakarta untuk memberikan dukungan kepada Pramono Anung-Rano Karno.

"Aliansi Masyarakat Sunda Jakarta merupakan kumpulan dari lebih 60 komunitas warga Sunda di Jakarta yang menyatakan dukungan kepada Mas Pram dan Bang Rano. Deklarasi dukungan ini merupakan bagian dari gelombang dukungan warga Sunda yang terus meluas kepada Pram-Doel," kata Ujang dalam keterangannya.

Sebagai warga Sunda yang sudah lama tinggal di Jakarta, AMSJ melihat bahwa Pramono-Rano menawarkan berbagai program untuk meningkatkan keamanan, kesejahteraan, dan pelestarian budaya di Jakarta, termasuk usulan pembangunan fasilitas komunitas di setiap kelurahan.

Pasangan ini juga mengedepankan pendekatan yang berlandaskan gotong royong untuk mengatasi masalah sosial dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih aman dan inklusif.

"Kami, Aliansi Masyarakat Sunda Jakarta, dengan ini menyatakan dukungan penuh kepada Bapak Pramono Anung Bapak Rano Karno untuk maju sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Melalui deklarasi ini, kami berharap keduanya dapat membawa perubahan yang positif, memberdayakan masyarakat, serta menjaga keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh warga DKI Jakarta,” jelas Ujang.

“Kami yakin kepemimpinan mereka akan memberikan warna baru yang penuh semangat dan dedikasi untuk memajukan Jakarta,” sambungnya.

2 dari 2 halaman

Berdasarkan Program

Dukungan AMSJ ini sekaligus membantah adanya klaim bahwa masyarakat Sunda selana ini memberikan dukungan kepada sosok lain.

Sebab masyarakat Sunda di Jakarta tidak pernah berpikir SARA dalam menentukan calon pemimpin.

"Kami melihat pasangan calon berdasarkan visi-misi dan program yang dicanangkan, bukan berdasarkan suku dan Ras," jelas Ujang.