Liputan6.com, Jakarta - Calon yang diusung oleh PDIP di Pemilihan Gubernur atau Pilkada Jawa Tengah, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi keok oleh Ahmad Lutfhi-Taj Yasin berdasarkan hasil hitung cepat yang dikeluarkan oleh beberapa lembaga survei. Hasil itu pun cukup mengejutkan karena jagoan PDI Perjuangan tersebut kalah di "kandang banteng".
Pengamat Politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menilai bahwa kemenangan kandidat yang diusung KIM Plus di sejumlah daerah merupakan hasil kerja mesin partai yang berjalan baik di semua level. Namun pengaruh dari dukungan Jokowi dan Prabowo juga tak bisa dikesampingkan.Â
Baca Juga
"Saya pikir itu menunjukkan mesin konsolidasi parpol KIM berjalan harmonis dan kuat dari level nasional hingga ke daerah. Faktor endorsement dan juga calon yang berlatar belakang putra daerah juga menjadi dua faktor kunci," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat.
Advertisement
Sementara terkait kekalahan PDIP di Pilkada Jateng, Wasisto melihat ada anomali pilihan politik di daerah yang dikenal sebagai kandang banteng tersebut pada 2024. Meski pada pemilihan legislatif PDIP menang di Jateng, namun pada pemilihan presiden dan kepala daerah partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu keok di kandangnya.
"Saya pikir Jateng pada tahun 2024 mengalami anomali pilihan politik dari pemilih dimulai dari beda hasil antara Pileg, Pilpres, dan Pilkada," ucapnya.
Gara-Gara Endorsment Jokowi dan Prabowo
Pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam mengungkap beberapa faktor yang menyebabkan PDIP kalah di kandangnya sendiri pada Pilkada Jateng 2-24, salah satunya karena adanya endorsement Jokowi dan Prabowo Subianto kepada Ahmad Luthfi-Taj Yasin.
"Besarnya dominasi mesin politik koalisi pengusung Luthfi-Taj Yasin sebesar kurang lebih 75 persen, yang didukung oleh political endorsement Jokowi dan Prabowo. Dukungan itu memberikan pesan politik kuat bagi simpul-simpul kekuatan politik, termasuk para donor logistik untuk all out memenangkan Luthfi-Taj Yasin," kata Khoirul Umam, seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Dipengaruhi Kelompok Santri
Kekalahan PDIP di Jawa Tengah, diyakini juga karena karakter pemilih di provinsi itu diisi kelompok santri yang direpresentasikan dalam pasangan Luthfi-Taj Yasin.
"Karakter pemilih Jawa Tengah yang mana wilayah pantura (pantai utara Jawa) didominasi oleh masyarakat santri, yang lebih mendukung representasi kandidat nasionalis-santri yang tercermin di Luthfi-Yasin. Jaringan Nahdlatul Ulama sangat all out mendukung pasangan ini," kata Umam.
Sementara kandidat yang diusung PDIP yakni Andika Perka-Hendrar Prihadi, keduanya merepresentasikan kelompok nasionalis.
"Dengan demikian, kekuatan KIM yang di-back up oleh Jokowi bisa memanfaatkan situasi rapuhnya barisan kekuatan PDIP di Jawa Tengah, ditambah lagi constraint utama yang dihadapi calon PDIP pada Pilkada Jawa Tengah ini adalah faktor sangat terbatasnya waktu sosialisasi, termasuk untuk melakukan penetrasi ke segmen santri di Jawa Tengah," ucap Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic) ini memungkasi.