Sukses

Partisipasi Pemilih Pilkada Jakarta Turun, Ini Kata Bawaslu

Ini harus menjadi refleksi bersama untuk mendorong partisipasi masyarakat lebih baik di Pilkada berikutnya.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia (Bawaslu RI) Lolly Suhenty bersuara soal turunnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024. Menurut dia, hal itu harus menjadi refleksi bersama apakah memang terjadi apatisme terhadap para pasangan calon yang ada tidak merepresentasi keinginan pemilih.

“Saya belum bisa menyatakan demikian ya (pemilih menjadi apatis). Karena itu kan harus dilakukan survei yang memang terukur. Tapi asumsi orang bisa kemana-mana. Termasuk (apatis terhadap pasangan calon) tidak hanya Jakarta,” kata Lolly kepada awak media di Kepulauan Bintan, Rabu (4/12/2024).

Lolly melihat, dalam situasi tersebut harus menjadi refleksi bersama untuk mendorong partisipasi masyarakat lebih baik di Pilkada berikutnya.

“Jadi dalam situasi hari ini ya kita ayo bareng-bareng kita refleksikan,” ajak Lolly.

Lolly meyakini, Jakarta adalah episentrum dan tolak ukur walau pun bukan lagi berstatus ibu kota. Maka dari itu, fenoma rendahnya partisipasi Pemilih di Pilkada Jakarta menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama.

“Jakarta ini menjadi sentral ya karena memang dia di ibu kota. Tetapi di daerah juga banyak kan. Bahkan termasuk fenomena kolom kosong yang menang misalnya. Sehingga dalam situasi ini saya kira menjadi PR kita untuk sama-sama mengevaluasi,” dia menandasi.

 

2 dari 3 halaman

Evaluasi

Dikonfirmasi terpisah, Ketua KPU Jakarta Wahyu Dinata mengakui, berdasarkan evaluasi pemungutan suara yang berlangsung 27 November 2024, terlihat di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) tidak terlalu padat. Menurut dia, ada kemungkinan penurunan partisipasi pemilih ketimbang Pemilihan Presiden (Pilpres).

“Memang menurut pemantauan kami, alur pemilih di TPS agak renggang ya, tapi kami belum tahu angka pastinya, berapa tingkat partisipasi, tapi untuk pilkada memang cendrung biasanya lebih rendah dari Pilpres,” kata Wahyu saat jumpa pers di Kantor KPU Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Wahyu menjelaskan, tingkat partisipasi di Pilkada 2007 sekitar 65 persen, di tahun 2012 yakni 65 persen. Kemudian di tahun 2017 meningkat hingga lebih 70 persen.

 

3 dari 3 halaman

Penurunan

Sementara itu, Lembaga survei Charta Politika menyebut terjadi penurunan partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024. Charta Politika mencatat partisipasi pemilih Pilkada Jakarta 2024 sebesar 58 persen, sedangkan Pilkada DKI 2017 sebesar 72 persen.

"Tingkat partisipasi yang menurun di DKI Jakarta. Di mana kemarin itu di tahun 2017 ada sekitar 72% orang memilih. Ada peningkatanlah pada saat itu, tapi pertarungan hari ini itu menurun di 58,14%," kata peneliti Charta Politika Dadang Nurjaman, di Jakarta Selatan, Rabu 27 November 2024.

Dadang memperkirakan, turunnya partisipasi warga lantaran sempat ada isu untuk tidak mencoblos ataupun mencoblos semua paslon.

"Bisa jadi karena isu-isu beberapa yang muncul seperti mencoblos, tidak mencoblos, atau kemudian mencoblos semua, dan daripada datang kemudian mencoblos semua mungkin saja orang itu lebih pada tidak datang ke TPS," kata dia.