:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5138471/original/055000300_1740029523-20250220-Hasto-ANG_1.jpg)
Hari ini, Kamis (20/2/2025), Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kembali memenuhi panggilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasto Kristiyanto diperiksa sebagai tersangka terkait kasus dugaan suap pengurusan pengganti antar waktu anggota DPR dan perintangan penyidikan. Ini menjadi pemeriksaan pertama Hasto Kristiyanto usai Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatan praperadilannya. Sebelumnya, pada Kamis (13/2/2025), hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Djuyamto menyatakan tidak dapat menerima gugatan praperadilan status tersangka yang diajukan Hasto Kristiyanto. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Selasa 24 Desember 2024 dalam rangkaian kasus dugaan suap kepada komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan terkait penggantian antar waktu (PAW) anggota DPR yang melibatkan Harun Masiku. Penyidik KPK juga menetapkan Hasto sebagai tersangka dalam perkara perintangan penyidikan.