Bengkel butik di Port Moresby menampung sekelompok wanita yang berspesialisasi dalam menenun bahan tanaman dengan rumit ke dalam tas yang dikenal sebagai bilum, simbol kebanggaan Pribumi. (ADEK BERRY/AFP)

Kata bilum berarti "rahim" dalam bahasa lokal Tok Pisin. Para wanita memberikan kehidupan baru pada tas anyaman tangan fungsional yang membawa mereka ke khalayak internasional dengan imbalan upah tetap. (ADEK BERRY/AFP)

Papua memiliki tas tradisional yang dikenal dengan noken. Sementara, Papua Nugini juga memiliki tas tradisional yang disebut dengan bilum. (ADEK BERRY/AFP)

Bentuk bilum sepintas mirip dengan bentuk tas noken Papua. Bilum merupakan tas rajutan tradisional yang dikenakan kebanyakan perempuan di Papua Nugini. Bilum memiliki ciri khas berbagai warna dan corak sesuai dengan daerah asal bilum dibuat. (ADEK BERRY/AFP

Misalnya bilum berasal dari dataran tinggi Papua Nugini, maka bilum terbuat dari wol dan berwarna cerah. Sedangkan bilum dari pesisir pantai terbuat dari bulu binatang atau tanaman merambat dan warnanya berasal dari pewarna nabati alami. (ADEK BERRY/AFP)

Tas-tas ini adalah sumber mata pencaharian penting bagi perempuan Papua Nugini, dengan memberikan banyak kesempatan kepada perempuan Papua Nugini untuk berkreasi. (ADEK BERRY/AFP)

Bagi masyarakat setempat, bilum lebih dari sekedar tas bagi banyak perempuan di Papua Nugini. Bilum bisa menjadi hadiah dari orang yang dicintai, kenang-kenangan dari kampung halaman, simbol kekayaan atau posisi seseorang di masyarakat. (ADEK BERRY/AFP)

Di Papua Nugini, bilum secara tradisional mengacu pada jenis tas yang merupakan simbol status sosial perempuan. Wanita yang sudah menikah mengenakan tali bilum di dahi mereka, membawa barang belanjaan dan anak-anak di tas bilum elastis mereka. (ADEK BERRY/AFP)