Sukses

Ramai-Ramai Pindah Partai

Sejumlah politikus memilih pindah partai untuk berpartisipasi di Pemilu Legislatif 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Masa pendaftaran calon legislatif (caleg) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) ditutup, 17 Juli 2018. Ada 16 partai politik yang mendaftarkan caleg mereka untuk bertarung pada Pemilu Legislatif atau Pileg 2019.

Sebelumnya, sejumlah nama politikus berbondong-bondong pindah partai. Sebut saja, Siti Hediati Haryadi atau Titiek Soeharto yang hijrah dari Golkar ke Partai berkarya.

Titiek beralasan, tidak lagi sejalan dengan Partai Golkar. Karena itu, dia memilih bergabung dengan partai yang didirikan adik kandungnya Tommy Soeharto.

Dia pun maju menjadi caleg Partai Berkarya dari daerah pemilihan (dapil) Yogyakarta.

Selain Titiek, sejumlah politikus pun ramai-ramai pindah partai jelang Pileg 2019. Selengkapnya dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Banyak Pindah ke Nasdem

Nasdem menjadi partai yang banyak kedatangan anggota baru. Para kader baru itu berasal dari beragam partai seperti PAN, Hanura, dan PPP.

Misalnya Lucky Hakim yang sebelumnya berjaket PAN. Ketua DPP PAN Yandri Susanto sempat mengungkapkan bahwa Lucky 'dibajak' ke Nasdem dengan iming-iming uang Rp 2 miliar untuk pindah menjadi Kader Nasdem.

Namun tudingan langsung dibantah Lucky. Menurut dia, kepindahannya dilakukan secara suka rela tanpa mengeluarkan uang sedikit pun. Tidak hanya Lucky yang 'dibajak' oleh NasDem, nama anggota Fraksi PAN Indira Chunda Tita Syahrul juga turut pindah ke partai besutan Surya Paloh itu.

Selain kader PAN, anggota DPR dari Fraksi Hanura juga banyak yang dan memilih pindah ke Partai Nasdem untuk mendaftar sebagai caleg 2019. Di antaranya Arif Suditomo, Fauzi Amro, Rufinus Hotmaulana, Dossy Iskandar, hingga Dadang Rusdiana.

3 dari 3 halaman

Akibat Kisruh Hanura

Partai Hanura memang tengah berkonflik dan terbagi menjadi dua kubu. Yakni kubu Oesman Sapta Odang (OSO) dan kubu Daryatmo.

Dari perpecahan itu sempat ada upaya islah dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM) yang memutuskan Hanura untuk kembali pada formasi awal saat dipimpin OSO dengan Sekjenya Syarifuddin Sudding.

Kubu Daryatmo tidak terima dengan putusan itu. Hingga akhirnya, sejumlah kader di kubu Daryatmo berbondong-pondok pindah gerbong ke Nasdem karena merasa tidak nyaman dengan kepemimpinan OSO.

"Kan butuh kenyamanan. Politisi itu kan dipilih masyarakat, punya kedudukan kuat di masyarakat, tapi kalau tiba-tiba kita misalkan di DPP, sebagai petinggi partai dianggap engga punya peran apa-apa, digoblok goblokin siapa yang tahankan," kata Dadang Rusdiana di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 17 Juli 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: