Liputan6.com, Jakarta - Partai Golkar menargetkan 110 kursi Dewan Perwakilan Raykat (DPR) pada Pemilu 2019. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Golkar target keseluruhannya adalah 110 kursi DPR atau 18 persen," kata Airlangga di Cirebon, Sabtu (3/11/2018).
Baca Juga
Dia mengatakan, target itu akan diupayakan untuk terpenuhi dan dilampaui. Menurutnya partai Golkar merupakan satu-satunya partai yang mempunyai jaringan sangat kuat. Selain itu, Golkar juga akan bekerja untuk kemenangan presiden petahana dalam Pemilu 2019.
Advertisement
"Golkar merupakan satu-satunya partai dengan jaringan yang sangat kuat dan nanti kita bekerja untuk kemenangan Presiden Jokowi dan kemenangan Golkar," ujar Airlangga seperti dikutip Antara.
Khusus di Jawa Barat, Partai Golkar mempunyai misi untuk mengantarkan para calegnya sebanyak 24 orang untuk bisa duduk di Senayan. Begitu juga 24 calon lainnya yang diharapkan bisa masuk di DPRD Jawa Barat secara maksimal.
"Khusus di Jawa Barat, kita kembalikan 24 kursi untuk nasional dan 24 untuk provinsi," jelas Airlangga.
Ia mengatakan, survei dari beberapa lembaga juga menjadi catatan bagi partai yang berlambang pohon beringin ini untuk melaju sampai dengan hari H Pemilu 2019.
"Golkar itu targetnya di Pemilu April 2019, sehingga tentunya berbagai survei itu menjadi catatan bagi partai dan pemilu itu bukan nonton balapan di tikungan, tetapi kita lihat di garis finish dan garis finishnya itu pada 17 April 2019," ucap Airlangga.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Elektabilitas Golkar Turun
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung mengakui kasus korupsi yang menjerat beberapa kadernya berdampak pada elektabilitas partai tersebut. Dia prihatin dengan kondisi partai berlambang beringin itu.
Dalam survei Litbang Kompas dan Populi Center, Golkar tak lagi masuk tiga besar. Elektabilitasnya kini disalip PKB yang menempati urutan ketiga di angka 10,3 persen pada survei Populi Center terbaru.
"Kami tidak lagi dalam posisi nomor 3, kalau posisi nomor 4, Golkar ini tidak lagi dianggap sebagai partai atas, sudah masuk sebagai partai tengah," ujar Akbar Tanjung di sela Rakernas TKN Jokowi-Ma'ruf di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/10/2018).
Dia mengakui, salah faktor penyebab penuranan itu adalah citra Partai Golkar yang dekat dengan kasus korupsi. Namun Akbar menegaskan, Golkar sebagai partai atau institusi tak melakukan korupsi, namun hanya oknum. (Melissa Octavianti)
Advertisement