Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan partai yang baru saja berdiri. Dipimpin oleh Grace Natalie, PSI pun mengusung konsep milenial untuk menyentuh anak-anak muda Indonesia.
Tak hanya itu, PSI juga berani bersuara demi membela kaum perempuan di Indonesia. Ketua Umum PSI Grace Natalie menilai, hingga saat ini perempuan Indonesia terkadang masih diperlakukan semena-mena.
Baca Juga
"Kita tidak sedang menuntut agar perempuan diperlakukan lebih. Kita tidak ingin laki-laki lebih rendah dari perempuan. Tidak. Kita hanya ingin semua manusia diperlakukan sama," ujar Grace saat menyampaikan pidato politik akhir tahun melalui keterangan tertulisnya, Rabu (12/12/2018).
Advertisement
Ia mengatakan, setiap kita pasti tidak ada yang ingin jika ibunya disakiti, begitu juga dengan adik atau kakak perempuan. Grace pun menganggap Desember sebagai bulan yang istimewa.
"Desember adalah bulan istimewa. Bulan yang baik untuk menyegarkan kembali komitmen kita kepada kemanusiaan. 10 Desember adalah Peringatan Hari Hak Asasi Manusia. 22 Desember Peringatan Hari Ibu," ucapnya.
Grace lalu teringat dengan perjuangan Kartini. Kartini, kata dia, remaja yang dibesarkan dalam lingkungan feodal lebih dari satu abad lalu dan telah memulai perjuangan penting menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan.
"Kini perempuan Indonesia mencatat sejumlah kemajuan. Perempuan Indonesia kini tampil memegang berbagai posisi terpenting di negeri ini," kata dia.
Meski begitu, Grace menilai jika hingga saat ini, perempuan di Indonesia masih mendapatkan ketidakadilan. Salah satunya, kata dia, soal poligami.
"Riset LBH APIK tentang poligami menyimpulkan bahwa pada umumnya, praktik poligami menyebabkan ketidakadilan, yaitu perempuan yang disakiti dan anak yang ditelantarkan," tuturnya.
"Karena itu, PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami. PSI percaya, perjuangan keadilan, penghapusan diskriminasi harus dimulai dari keluarga, dari rumah" sambung Grace.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi Beri Kesempatan
Grace kemudian menyebut jika beruntungnya Indonesia karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberi kepercayaan kepada perempuan. Beberapa jabatan menteri diisi oleh perempuan.
"Sri Mulyani dipercaya mengawal anggaran negara. Menteri Luar Negeri ditunjuk Ibu Retno Marsudi, Ibu Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan, ada Ibu Rini Soemarno Menteri BUMN," terangnya.
Ia lalu mengingat jika dirinya pernah menjadi sasaran bully sebagai seorang perempuan yang maju dalam kancah dunia politik.
"Perempuan seringkali menjadi target para enterpreneur kebencian. Saya termasuk orang yang menjadi sasaran. Beberapa bulan lalu, sebuah akun Instagram menyebar fitnah keji yang mengatakan saya pernah melakukan hubungan terlarang dengan Ahok. Ia pikir saya akan mundur karena tekanan fitnah keji itu. Saya tantang ia memberikan bukti, dan hasilnya akun itu justru tutup," papar Grace.
Kemudian, lanjut dia, pernah juga ada oknum tak bertanggungjawab mengubah foto dirinya menjadi syur sambil diberikan komentar yang merendahkan.
Tak berhenti sampai disitu, Grace lalu menyebut calon anggota legislatif (caleg) PSI perempuan mengalami hal serupa.
"Tidak hanya saya, caleg PSI dari Dapil Sumut III, Dara Adinda Nasution, beberapa waktu lalu menuliskan pelecehan. Kawan lainnya, Sis Susy Rizky, caleg PSI dari Jabar VI, nomor teleponnya disebar di grup laki-laki iseng, sebagai perempuan bayaran. Setahun terakhir, Sis Susy memblokir 6.000 nomor telpon yang mengganggu dirinya setiap malam," tuturnya.
Â
Advertisement
Tak Akan Berhenti Bersuara
Namun, Grace menegaskan dirinya bersama perempuan lain di PSI tak akan pernah berhenti dan berani menyuarakan pendapatnya. Ia meminta kepada seluruh kader PSI agar tidak turut menyebarkan hoaks atau berita bohong.
"Perempuan, di PSI adalah ingridients penting. Di tingkat pusat, 6 dari 9 Ketua Dewan Pimpinan Pusat adalah perempuan. Pada tingkat daerah, 42 persen pengurus PSI adalah perempuan. 45 persen Caleg DPR dan DPRD PSI adalah perempuan," kata dia.
Grace mengingatkan, lebih dari setengah penduduk di Indonesia adalah perempuan. Namun sayangnya, kata dia, banyak usia produktif perempuan justru tidak bekerja.
"Dari total usia produktif, 55 persen perempuan, namun ironisnya hanya separuh yang bekerja. 36 juta perempuan memutuskan berhenti bekerja setelah menikah dan punya anak. Potensi inilah yang ingin PSI gali," terangnya.
"Partai ini akan berjuang membantu perempuan Indonesia untuk sekolah, bekerja, dan memaksimalkan potensi terbaik mereka," tegas Grace.