Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, pergantian kotak suara dengan model berbahan karton kedap air menghemat anggaran. Dia menjelaskan pergantian tersebut juga sudah disetujui oleh DPR, KPU, serta para partai politik lainnya.
"Tentu salah satunya (menghemat anggaran). Dan itu jangan lupa sudah disetujui oleh masing-masing pihak. Oleh KPU dan partai-partai sudah setuju," kata Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa 18 Desember 2018.Â
Baca Juga
Pria yang kerap disapa JK ini menjelaskan, ada banyak negara yang menggunakan kotak suara berbahan karton. Tidak hanya itu, bahan karton menghemat tempat, tidak seperti alumunium yang tidak bisa dilipat.Â
Advertisement
"Salah satu mengapa karton itu, karena pengalaman alumunium itu susah simpan. Karena mahal pada dewasa ini, dan banyak yang rusak dan mesti diganti. Yang rusak kan cuma pengganti saja, kan semua kardus," kata JK.
Sebelumnya Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan, biaya produksi kotak suara berbahan dasar karton kedap air tergolong murah. Kotak suara berbahan karton hanya membutuhkan biaya seperempat atau 25% dari pagu anggaran kotak suara.
Dari Rp 948 miliar, KPU hanya menggunakannya sebesar Rp 284 miliar. Dengan kata lain, KPU telah melakukan penghematan produksi kotak suara sebesar 70,3%.
"Mungkin karena harga fluktuatif ya, bahkan mungkin bisa lebih murah lagi dibandingkan seperempatnya itu tadi. KPU melakukan penghematan itu," kata Arief di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 17 Desember 2018.
Penghematan ini dinilai sesuai dengan cita-cita KPU untuk menyelenggarakan pemilu yang murah. Apalagi, penyediaan surat suara bukan hanya soal produksinya, tetapi juga biaya distribusi, penyimpanan, hingga perakitan kembali. Kotak suara berbahan dasar karton dinilai bisa menghemat unsur-unsur lain di luar produksi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sesuai Fungsi
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, dalam perlakuan yang normal, kotak suara dari bahan karton, kedap air. Kendati demikian, kotak suara tersebut tak mampu untuk menahan air dalam intensitas yang cukup tinggi seperti halnya menahan genangan air banjir.
"Yang harus saya informasikan kepada Anda, kotak suara ini didesain untuk menjalankan fungsi sebagai kotak suara bukan untuk menjalankan fungsi untuk menahan api menjalankan fungsi untuk menahan banjir bukan, ya," jelas Arief di KPU, Jakarta Pusat, Selasa 18 Desember 2018.
Dia mengatakan, kotak suara dari karton bila terendam banjir pasti akan rusak, begitu juga bila dibakar.
"Tapi kotak ini didesain untuk menjalankan fungsi sebagai kotak suara menyimpan dokumen, mengamankan dokumen, diangkat aman tidak jebol ketika diangkat. Itu fungsi-fungsi kotak suara, bukan kemudian kotak suara itu ditiduri," sambungnya.
Arief menegaskan, pemilihan bahan kotak suara sudah diperhitungkan, mulai dari berat hingga yang lainnya. Termasuk, pendapat dari semua pihak.
"Masa ditidur jebol pak, ya jangan ditidurin wong kotak suara itu didesain bukan untuk di tiduri makanya diukur berat isinya berapa? Kami sudah menghitung surat suara pemilu presiden beratnya sekian gram, dikalikan jumlah pemilih berapa, jumlah formulir yang masuk, semua dihitung jumlahnya sekitar 1,8 kilo. Sangat cukup wong itu 70 kilo aja cukup kok jadi sudah kita hitung semua," tegas Arief.
Â
Reporter: Intan Umbari Prihatin, Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
Advertisement