Liputan6.com, Jakarta - Berbagai partai politik kini menyasar milenial sebagai lumbung perolehan suara. Misalnya saja, yang dilakukan Partai Nasdem. Untuk Pemilu 2019, NasDem telah mendaftarkan kader mudanya sebagai calon anggota legislatif.
Ketua Bappilu Partai Nasdem Effendy Choirie atau Gus Choi mengungkapkan alasan partai mengusung para kaum muda sebagai caleg.
"Caleg itu 70-an persen muda. Bahkan kalau di daerah mungkin sampai 90 persen. Yang tua-tua sudah enggak ada, sudah sedikit sekali. Seusia saya yang 55 tahun itu ya sudah sedikit kan. Pada umumnya yang muda. NasDem kan memang hasil survei peminat NasDem memang banyak yang muda" kata Gus Choi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (12/02/2019).
Advertisement
Gus Choi menambahkan, pada umumnya generasi lama sudah mempunyai pilihan partai. Sehingga umumnya mereka tidak pindah-pindah partai. Oleh karena itu, Nasdem berupaya merangkul kaum muda bahkan yang belum pernah berpolitik sekalipun.
"Karena ini banyak muda, maka di ABN (Akademi Bela Negara/Sekolah Kader Nasdem) itu usianya yang ikut ABN itu usianya antara 23 tahun sampai 30 tahun. Bahkan banyak sekali yang belum pernah berpartai," katanya.
Ketu DPC NasDem Termuda
Salah satu bukti keterlibatan anak muda di partai Nasdem adalah Muhammad Reza Syarifuddin Zaki. Dia merupakan ketua partai termuda di Sumedang dan juga ketua DPC Nasdem termuda seluruh Indonesia.
"Sekarang di kepengurusan kami 50 persen lebih ialah anak-anak muda dan 38 persen ialah pengurus perempuan," papar Ketua Dewan Pimpinan Cabang Nasdem Kabupaten Sumedang ini.
Ia juga mendaftar sebagai calon legislatif DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Barat IX yang meliputi Sumedang, Majalengka dan Subang.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Zuhad Aji Firmantoro di tempat terpisah mengatakan tantangan dan cobaan partai politik di lima tahun ke depan akan semakin berat. Karenanya, butuh figur pemimpin yang kuat.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, salah satu caranya dengan melakukan penguatan sistem pengkaderan partai politik secara kontinyu dan berjenjang. Tujuannya, kata dia, agar pemuda yang dipersiapkan support dengan kebutuhan yang ada saat ini.
"Untuk hasilkan pemimpin, maka perkuat sistem pengkaderannya," ujar Zuhad.
Hanya saja, sambung dia, setelah melakukan pengkaderan, partai politik tidak boleh membiarkan kader muda berjalan sendiri. Tetap harus dikawal dan diberikan ruang untuk bisa mengeluarkan potensi dirinya.
"Kader yang potensial dikawal betul. Kalau bisa dikawal sampai jadi (pemimpin). Diberikan posisi yang strategis dalam partai," harapnya.
Zuhad juga mengapresiasi langkah yang dilakukan partai politik yang sedari awal melakukan pengkaderan. Contohnya Partai Nasdem yang merangkul anak muda dan mempersiapkannya sebagai calon pemimpin.
"Itu bagus sekali. Saya mendukung partai politik yang ingin menghasilkan calon pemimpin dengan pengkaderan," pujinya.
Sementara Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Kornelise menginginkan agar partai politik dan pemerintah memberikan ruang bagi pemuda.
"Pemuda harus diberikan peran yang besar oleh negara," usulnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement