Sukses

Survei Polmark: Elektabilitas PAN di Atas PKS dan PPP

Menurut survei Polmark, PAN punya capaian signifikan untuk lolos Parliamentary Threshold (PT) dengan elektabilitas sebesar 5,9 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Polmark Indonesia merilis hasil survei elektabilitas partai politik dari 73 Daerah Pemilihan (Dapil) di seluruh Indonesia

Hasilnya diantara Partai Islam dan berbasis massa Islam, elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) berada diatas raihan PKS, PPP maupun PBB

Survei Polmark menunjukkan elektabilitas PAN sebesar 5,9 persen. Sementara PKS 4,5 persen dan PPP sebesar 4,4 persen. Di sisi lain, PBB terancam tidak lolos ambang batas parlemen dengan raihan hanya 0,5 persen

Menurut survei Polmark, PAN punya capaian signifikan untuk lolos Parliamentary Threshold (PT) dengan elektabilitas sebesar 5,9 persen.

Demikian disampaikan CEO Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah dalam rilis hasil survey di Forum Pikiran Akal dan Nalar di Hotel Grand Arkenso Semarang, Rabu 13 Maret 2019. Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan pakar filsafat Rocky Gerung

Menurut Eep, Survei ini bisa disebut paling komprehensif dengan responden sebanyak 32 ribu orang dengan rentang waktu Oktober 2018 sampai Februari 2019

"Hasilnya PAN solid di posisi keenam dengan elektabilitas 5,9 persen," ungkapnya

 

2 dari 2 halaman

Partai Lolos ke Parlemen

Eep menjelaskan Survei yang dilakukan Polmark Indonesia kini dilakukan di 73 Dapil seluruh Indonesia. Survei dilaksanakan Oktober 2018 hingga Februari 2019

"Sebaran 73 Dapil yang menjadi objek survei kami ada di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusra, Maluku, dan Papua," kata Eep

Berdasarkan survei tersebut, sembilan partai yang dinyatakan lolos parlemen adalah PDI Perjuangan (28,6 persen), Gerindra (14,1 persen), Golkar (13,5 persen), PKB (11,5 persen), dan Demokrat (6,9 persen).

Kemudian, PAN (5,9 persen), NasDem (5,6 persen), PKS (4,6 persen), dan terakhir adalah PPP (4,5 persen).

Sementara partai yang tidak lolos PT antara lain Perindo (2 persen), PSI (0,6 persen), Berkarya (0,4 persen), dan Garuda (0,1 persen), Hanura (1,1 persen), PBB (0,5 persen), dan PKPI (0,2 persen)

Video Terkini