Sukses

Ingin Makmurkan Majelis Taklim, Anak Ustazah Ini Maju Jadi Caleg Berkarya

Di Pemilu legislatif (Pileg), Nurfitria akan bertarung dengan politisi senior Hidayat Nur Wahid, Biem Benjamin, putra seniman Betawi Benjamin S, dan sejumlah nama dari partai lain.

Liputan6.com, Jakarta - Nurfitria Farhana, calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Berkarya, berharap ada wakil majelis taklim di parlemen hasil Pemilu 2019. Menurut Nurfitria, partai politik perlu merangkul komunitas majelis taklim untuk mengetahui aspirasi.

"Saya melihat majelis taklim dirangkul partai-partai politik hanya saat event politik. Tidak ada jaminan partai-partai, terutama yang merangkul, mengangkat aspirasi majelis taklim." ucap Nurfitria di Jakarta, Selasa (26/3/2019). 

Karena hal itu, Nurfitria, yang merupakan putri mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan Tutty Alawiyah, yang juga merupakan seorang ustazahini memutuskan untuk maju sebagai caleg dari Partai Berkarya.

Nurfitria tercatat sebagai caleg daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri.

Di Pemilu legislatif (Pileg), Nurfitria akan bertarung dengan politisi senior Hidayat Nur Wahid, Biem Benjamin, putra seniman Betawi Benjamin S, dan sejumlah nama dari partai lain.

Sehari-hari, Nurfitria bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial Ia aktif sebagai ketua di organisasi Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) DKI Jakarta. Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) didirikan ibunya, Tutty Alawiyah tahun 1981.

Tahun 2016, BKMT memiliki 15 juta anggota se Indonesia, yang 90 persen wanita.

"Majelis taklim, dan kelompok-kelompok pengajian, terkadang dianggap sebelah mata. Saya akan buktikan majelis taklim dan kelompok pengajian adalah kekuatan politik,” kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Cari Sosok Inspirasi

Majelis taklim, lanjut Nurfitria, adalah kelompok masyarakat akar rumput. Kelompok ini ada di hampir semua permukiman di kota dan desa.

"Namun, selama ini majelis taklim tak punya sosok yang memperjuangan aspirasinya di parlemen," ucap dia.

Selama empat kali Pemilu di era reformasi, jumlah perempuan di parlemen tidak pernah menyentuh angka 30 persen. Tahun 1999, usai pemilu pertama era reformasi, jumlah perempuan di parleman hanya 8,80 persen dari 560 anggota DPR RI. Tahun 2004 meningkat jadi 11,82 persen. Tahun 2009 menjadi 17,86 persen, dan turun sedikit ke angka 17,32 persen pada Pemilu 2014.

Sebagai wajah baru di pertarungan memperebutkan kursi DPR RI dari ibu kota, Nurfitria memiliki modal sosial yang luar biasa besar. Dia dikenal seluruh anggota BKMT DKI, dan mengasuh 300 anak yatim. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: