Liputan6.com, Jakarta - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz menyebut, ada hampir jutaan pemilih ganda pada Pemilu 2019. Hal itu berdasarkan hasil temuan pada 1 Maret 2019 lalu.
"Data pemilih diduga ganda berdasarkan dokumen yang disampaikan 1 Maret 2019 sebanyak 6.169.895 telah dilakukan pengolahan data," kata Viryan di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019).
Lalu, pada 15 Maret 2019 Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyerahkan dugaan data ganda by name sebanyak 3.165.093.
Advertisement
"Hasil pengecekan atas data ganda angka tersebut hanya terdapat 2.673.855 pemilih dengan NIK dan NKK utuh," sebutnya.
Dari data 2,6 juta yang diserahkan BPN kepada KPU, ternyata terdapat 213.892 data yang terduplikasi lebih dari satu kali seperti satu pemilih atas nama Nurhayati yang terduplikasi menjadi 1.050 pemilh dan satu pemilih atas nama Junaidi terduplikasi menjadi 705 pemilih.
"Sebanyak 2.536.112 dugaan data ganda tersebut bukan dari data KPU," ujarnya.
"Data pemilih diduga mengalami kegandaan hanya sebanyak 137.743 dengan perincian 74,464 NIK ada dalam DPTHP-2 dan 63.279 NIK tidak ada dalam DPTHP-2 yang ditetapkan oleh KPU," sambungnya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut di 34 Provinsi, KPU pun sudah melakukan perbaikan data sebelum waktu pencoblosan pada 17 April 2019 mendatang.
"Penyelesaian akhir di 34 Provinsi, KPU sudah melakukan perbaikan data sebanyak 944.164 pemilih dan pencoretan data sebanyak 470.331 pemillh," pungkasnya.
Reporter: Nur Habibie