Sukses

Isu Lapangan Kerja jadi Kunci Meraup Suara Milenial di Pilpres 2019

Adjie menilai kedua kubu saat ini belum memperhatikan isu tersebut secara langsung. Keduanya, lebih mengutamakan kepada aspek tokoh untuk menarik kaum milenial.

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena pemilih pemula menjadi fokus pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno. Besarnya ceruk milenial ini dianggap akan memberikan keuntungan tersendiri bagi kubu yang berhasil menguasainya.

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA Adjie Alfaraby mengatakan untuk menarik suara milenial, dia menyarankan mekanisme khusus. Penggunaan isu lapangan pekerjaan, menjadi satu tema yang paling disukai oleh pemilih pemula.

"Pemilih milenial ketika (ditanya) isu apa yang harus diperjuangkan, lapangan kerja adalah isu paling penting," kata Adjie dalam diskusi bertajuk 'Berebut Suara Milenial' di Jakarta Pusat, seperti dikutip dari JawaPos.com, Sabtu (15/9/2018).

Adjie menilai kedua kubu saat ini belum memperhatikan isu tersebut secara langsung. Keduanya, lebih mengutamakan kepada aspek tokoh untuk menarik kaum milenial.

Hal ini pun sedikit disesalkan oleh Adjie. Sebab aspek tokoh tidak akan berdampak signifikan dalam mempertahankan dukungan pemilih pemula.

"Kalau kita bicara dukungan, dukungan milenial belum berbasis isu. Karena peneliatan sebelumnya, belum ada isu yang dilempar masing-masing calon. Aspek tokoh tidak ada bertahan lama," imbuh Adjie.

"Jokowi-Ma'ruf mencoba masuk milenial, berusaha memakai simbol milenial, kemudian mengangkat Erick Thohir yang bisa menyasar kaum milenial. Prabowo-Sandi campaign the new Prabowo berusaha untuk me-rebranding untuk tujuannya ke sana (milenial)," lanjutnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Ubah Strategi

Lebih jauh Adjie menyarankan kedua kubu segera mengubah strateginya. Karena dalam penelitian LSI, total keseluruhan pemilih pemula mencapai angka 40 persen dari total seluruh pemilih. Siapapun yang berhasil menguasai ceruk ini, akan mempunyai satu langkah di depan dalam meraih kemenangan.

"Survei kita ada 40 persen di pemilu. Dengan basis yang cukup besar ini pemilih potensial merupakan kantong besar yang diperebutkan capres. Ini pemilih seksi, siapapun yang kuat (di kelompok ini) maka kemungkinan menang, besar," tukasnya.

Baca berita JawaPos lainnya di sini

Â