Liputan6.com, Jakarta - Seorang warga melaporkan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) karena diduga melanggar kampanye dengan menjanjikan materi kepada peserta kampanye. Pelapor mengatakan pidato Ma'ruf kepada petani di Banyuwangi berjanji membagikan tanah negara untuk kepentingan petani.
Ma'ruf pun mengklarifikasi tudingan pelapor. Menurut dia, tak ada janji-janji materi seperti yang dituduhkan. Ketum MUI itu mengatakan apa yang disampaikan adalah program pemerintah Jokowi tentang redistribusi aset.
"Bukan saya, program yang dibangun pemerintah, Pak Jokowi, ada yang namanya redistribusi aset," ujarnya di rumah Situbondo, Jakarta Pusat, Rabu (7/11/2018).
Advertisement
Redistribusi aset itu adalah memberikan tanah negara yang dulunya diberikan ke konglomerat kepada masyarakat. Karena itu, menurut Ma'ruf, tak ada unsur menjanjikan materi dalam pernyataannya.
"Itu adalah tanah negara yang masih sisa, itu yang dulu diberikan kepada konglomerat-konglomerat ini akan diberikan kepada masyarakat, kepada koperasi, kepada pesantren. Itu namanya redistribusi aset. Masa saya yang bagi," jelas Ma'ruf.
Mantan Rais Aam Nahdlatul Ulama itu menegaskan program redistribusi aset itu dicanangkan Jokowi.
"Itu program yang dicanangkan, yang sekarang dan yang akan datang. Itu salah pahamlah,"Â ujar Ma'ruf Amin.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Video untuk Milenial
Pada kesempatan yang sama, Ma'ruf mengatakan Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf memiliki strategi agar membuat citra milenial dekat dengan Ketum MUI itu. Salah satunya ketika Direktorat Komunikasi Politik TKN membuat video dengan konten untuk milenial.
"Mereka memvideokan saya, mengajak diskusi, mengajak dialog, dan kemudian diviralkan kepada mereka," ungkap Ma'ruf.
Dia hanya menyebut isi video itu antara lain berisi konten komedi bergaya anak muda zaman sekarang.
"Candaan-candaan milienial, anu zaman now-lah, saya diajak bicara zaman now, karena saya bilang, saya kan bukan untuk saya. Tapi untuk generasi yang akan datang. Untuk milienial dan generasi zaman now. Saya kan terbatas," kata Ma'ruf.
Selain itu, Ma'ruf juga menanggapi hasil survei Alvara Research Center yang menunjukan bahwa hanya Jokowi dan Sandiaga Uno bersaing di basis suara milenial. Dia berdalih banyak santri milenial dan pemuda lintas agama dan etnis mendukungnya.
"Kurangnya itu tidak tahu ya, milineal banyak kesini datang, ada pemuda milineal, remaja milineal, santri milineal, ada Abah kita, ada KMA kita dari kalangan milineal. Dari kalangan milineal sebenarnya sudah banyak sekali," ucapnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Advertisement