Sukses

Jokowi Kesal Dituduh Aktivis PKI: Mau Saya Cari dan Tabok Orangnya

Selama empat tahun menjadi Presiden, Jokowi mengatakan dirinya selalu dikaitkan dengan PKI. Jokowi merasa kesal dan mencari siapa yang menyebar isu bohong tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyinggung maraknya informasi bohong dan fitnah di media sosial memasuki tahun politik. Salah satunya, isu yang menyebutkan bahwa Jokowi merupakan aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ini disampaikan Jokowi saat membagikan 1.300 sertifikat tanah untuk warga Lampung Tengah di Lapangan Tenis Indoor Gunung Sugih, Lampung Tengah, Jumat (23/11/2018).

"Coba lihat di medsos, Presiden Jokowi itu PKI. Fitnah-fitnah seperti itu," kata dia.

Jokowi menegaskan dia bukan aktivis PKI. PKI sudah dibubarkan pada 12 Maret 1966, sedangkan Jokowi baru dilahirkan 21 Juni 1961.

"Saat PKI dibubarkan saya baru 4 tahun. Kok bisa diisukan Jokowi aktivis PKI, masak ada PKI balita," ujarnya.

Selama empat tahun menjadi Presiden, Jokowi mengatakan dirinya selalu dikaitkan dengan PKI. Jokowi merasa kesal dan mencari siapa yang menyebar isu bohong tersebut.

"Ini yang kadang-kadang haduh... Mau saya tabok orangnya di mana, saya cari betul," kata Jokowi.

"Saya ini sudah 4 tahun digini-giniin sabar, sabar ya Allah, sabar, sabar. Tapi sekarang saya berbicara karena jangan sampai ada 9 juta orang percaya terhadap berita-berita begini," sambungnya.

 

2 dari 2 halaman

Pro Asing

Tak hanya soal PKI, Jokowi juga menjawab isu pro asing. Jokowi menegaskan dirinya justru telah merebut aset Indonesia yang selama ini dikuasai asing.

Misalnya Blok Mahakam dan Blok Rokan yang kini dibawah kendali Pertamina. Sebelumnya, Blok Mahakam dikuasai oleh Prancis dan Jepang, sedangkan Blok Rokan dikuasai Amerika.

"Freeport juga yang sejak 1970 kita hanya dapat 9% dan diam saja, sekarang kita sudah dapat 51%. Antek asing yang mana?" ucap dia.

Selanjutnya Jokowi membantah tuduhan telah mengkriminalisasi ulama. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan dirinya tidak pernah mengkriminalisasi ulama.

Jokowi justru memiliki kedekatan dengan ulama, hal itu ditandai dengan seringnya Kepala Negara bersilaturahmi ke Pondok Pesantren.

"Saya setiap hari, setiap minggu ketemu ulama. Kriminalisasi yang mana? Masyarakat jangan mudah percaya," pungkasnya.

 

Reporter: Titin Suprihatin

Sumber: Merdeka.com