Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kabinet Pramono Anung tak mempersoalkan adanya kritikan dari pihak posisi pemerintah, seperti halnya dari capres Prabowo Subianto. Dia menyatakan mengkritik pemerintah merupakan kewajiban oposisi.
"Kalau ada kritik dari pimpinan oposisi atau calon presiden dari oposisi itu wajib. Kalau tidak mengkritik ya tidak seru," Kata Pramono di Ballroom Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).
Baca Juga
Dia menyatakan kritikan yang disampaikan Prabowo ataupun pihak oposisi lainnya menjadi koreksi untuk pemerintah. "Kalau ada yang kurang kami perbaiki," ucapnya.
Advertisement
Sementara itu mengenai kritikan dari negara asing, Pramono juga menyebut hal tersebut merupakan bentuk yang lumrah. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang demokrasi.
"Enggak papa, mau siapa aja enggak papa. Namanya negara demokrasi. Kritik itu obat kuat, apalagi dari Pak Prabowo dari capres," jelasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra itu menuturkan, Indonesia sudah masuk darurat korupsi. Pasalnya, dari kalangan pejabat negara seperti anggota dewan, menteri hingga hakim sudah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Isu utama di Indonesia sekarang adalah maraknya korupsi, yang menurut saya sudah seperti kanker stadium empat," tegas Prabowo.
Akibatnya, kata Prabowo, angka kemiskinan rakyat Indonesia meningkat, sementara para elitenya hidup berkecukupan. Menurutnya, para elite di Indonesia masih cuek terhadap kesenjangan sosial.
Wujudkan Kesejahteraan
Tak hanya itu, Prabowo menjelaskan, banyak cara yang bisa dilakukan Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa dan negaranya, salah satunya adalah dengan menerapkan ilmu ilmu baru yang fokus pada keunggulan strategis bangsa Indonesia.
Caranya menurut dia, adalah industrialisasi, dengan digitalisasi, menerapkan ilmu-ilmu baru, dengan fokus pada apa yang jadi keunggulan strategis kita sehingga bisa berkontribusi untuk atasi masalah dunia.
Karena itu, Prabowo menjelaskan bahwa jika dirinya dipercaya untuk menjadi Presiden Indonesia pada Pemilu 2019 mendatang, maka dirinya akan melakukan kerjasama teknologi dan ilmu pengetahuan baik dengan Singapura maupun negara-negara lainnya.
"Sehingga, Indonesia bisa menjadi negara sahabat yang strategis bagi negara-negara lain dan bukan hanya sebagai negara importir saja melainkan eksportir produk produk unggulan dan strategis lainnya," katanya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement