Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto mengatakan pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin unggul secara nasional dari Prabowo-Sandi. Hasil itu berdasarkan survei internal TKN Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Di survei yang terakhir yang kami bahas tadi, itu kita sudah leading. Dari survei antara 54,5-59 persen," kata Hasto di posko pemenangan TKN, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).
Sekretaris Jenderal PDIP itu menuturkan, guna menjaga elektoral Jokowi-Ma'ruf Amin, partai koalisi saling bertugas mengisi kekurangan satu sama lain, khususnya meraih suara di lumbung suara lawan.
Advertisement
Dia menuturkan setiap partai memiliki segmentasi pemilih masing-masing, termasuk Jokowi. Ia menyebut Jokowi unggul meraih suara dari kalangan millenial dan perempuan, sementara PDIP sebagai partai tempat Jokowi bernaung lemah di dua segmen tersebut.
Untuk menyiasatinya, Hasto menuturkan PDIP konsentrasi terhadap pemilih kaum laki-laki.
"Pak Jokowi sangat kuat di pemilih milenial dari total sekitar 8,3 persen pendukung milenial secara nasional yang mendukung Pak Jokowi 7,1 persen yang mendukung PDIP masih kurang meskipun kami tertinggi di antara partai Koalisi Indonesia Kerja dan juga partai pendukung Pak Prabowo, tetapi justru dengan saling bekerja sama, itu saling memperkuat," jelasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Peran Partai Koalisi
Sementara, berdasarkan kelas sosial masyarakat, partai koalisi Jokowi-Ma'ruf memiliki segmen yang berbeda-beda. Misalnya Partai Golkar dianggap dominan meraih suara di kalangan PNS atau Nasdem di kalangan karyawan swasta.
Sementara, meraih suara dari organisasi Islam, Hasto menyebut PPP dan PKB juga berperan penting.
"Jadi, kalau kita lihat justru itu menunjukkan saling berkomplemen satu sama lain. Karena itulah tidak ada ketegangan di antara partai koalisi Indonesia Kerja karena kami bisa saling menutup satu sama lain. Sehingga tawaran kami untuk menghasilkan pemerintahan yangg efektif, narasi pemerintahan yang efektif, itu akan tercipta," kata Hasto.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka
Advertisement