Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengungkapkan timnya tak ada pelatihan khusus untuk cawapres Ma'ruf Amin untuk menghadapi debat pertama capres-cawapres 2019. Ma'ruf belum pernah ikut debat paslon seperti Jokowi, Prabowo Subianto, dan Sandiaga Uno.
Meski begitu, dia yakin Ma'ruf menguasai panggung debat dengan pengetahuan yang dimilikinya. "Jam terbang Kyai Ma'ruf Amin itu sudah tinggi. Beliau itu Rais Aam NU dan Ketum MUI. Lihat saja keluasan pengetahuannya, ketenangan dan kematangannya dalam berargumen," kata Hendrawan kepada merdeka.com, Senin (31/12/2018).
Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Eva Kusuma Sundari menambahkan, pihaknya yakin Ma'ruf Amin mumpuni memaparkan tema-tema terkait di debat pertama.
Advertisement
"Jangan khawatir, dia dosen, penceramah sudah biasa menghadapi audiens," kata Eva.
Debat pertama calon presiden dan wakil presiden bertema Hukum, HAM, Korupsi dan Terorisme. Debat pertama disiarkan oleh TVRI, RRI, Kompas TV dan RTV pada tanggal 17 Januari dan dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jakarta.Â
Siapkan Data
Eva juga menyebut pasangan nomor urut 01 siap menghadapi debat pertama capres-cawapres yang bertema Korupsi, Hukum, HAM dan Terorisme. Jokowi-Ma'ruf bakal memaparkan data data dari hasil riset timses.
"Ada tim yang sudah bekerja menyiapkan event tersebut. Baik konten, strategi menyajikan dan menjawab, riset data hingga detail lainnya," kata Eva.
TKN sudah berdiskusi dengan Jokowi-Ma'ruf soal sajian data yang akan diutarakan pada debat pertama. "Karena pengalaman Pak Jokowi yang aktor pelaku menjadi modal kuat yang tim harus akomodasi," ucapnya.
Eva juga tak khawatir bila kasus penyiraman air keras penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dijadikan peluru dari Prabowo-Sandiaga kepada Jokowi dalam debat pertama, khususnya pada bagian Hak Asasi Manusia (HAM).
Menurut politikus PDI Perjuangan tersebut, kasus Novel Baswedan yang belum tuntas tak sebanding dengan kasus pelanggaran HAM lain di antaranya peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli (Kudatuli) maupun tragedi Semanggi yang memakan korban sejumlah mahasiswa yang kini berimbas kepada pemerintahan Jokowi untuk diselesaikan.
"Belum sebanding dengan kasus-kasus penculikan, Kudatuli, semanggi dan lain lain yang diwarisi Pak Jokowi. Kita selesaikan melalui mekanisme hukum yang ada, toh bareskrim sedang bekerja untuk Novel," ucap legislator DPR RI itu.
Â
Reporter:
Sumber: Merdeka.com
Advertisement