Prabowo: Kalau Saya Pesimistis, Ngapain Maju di Pilpres

Prabowo Subianto Jalan Sehat Relawan Roemah Djoeang — Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto menghadiri kegiatan jalan sehat di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (2/2). Acara yang digelar oleh relawan Roemah Djoeang ini mengambil rute dari Irti Monas menuju Lapangan Banteng (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto membantah tudingan kalau dirinya pesimistis terhadap kemajuan bangsa karena kerap menyampaikan permasalahan yang dialami Indonesia saat ini.

"Dibilang pesimis, tidak. Justru saya optimis maju sebagai Presiden Republik Indonesia. Kalau pesimis, ngapain saya maju, bikin capek aja," ujar Prabowo di acara HUT Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2/2019).

Mantan Danjen Kopassus itu pun merasakan aroma perubahan yang begitu kental ketimbang Pilpres 2009 dan 2014 yang pernah dirasakannya.

Dia melihat para pendukungnya sangat militan memperjuangkannya tanpa imbalan.

"Pemilu 2009, 2014, saya tidak pernah lihat emak-emak begitu militan. Kalau dari dulu memang buruh selalu militan, kalau emak emak sekarang turun ke desa-desa ke kampung kampung," ucap Ketua Umum Partai Gerindra itu.

2 dari 2 halaman

Semangat Bangkit

Prabowo Hadiri Peringatan HUT ke-20 KSPI — Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan pidato politik saat HUT ke-20 KSPI di Jakarta, Rabu (6/2). Dalam acara ini Prabowo Subianto berkesempatan untuk menyampaikan pidato politik di hadapan ratusan buruh. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dengan tingginya antusiasme masyarakat mendukung dirinya, Prabowo yakin dapat memenangkan pertarungan di Pilpres April mendatang.

"Kita sekarang ini melihat dan merasakan semangat rakyat di mana-mana sudah sangat bangkit, saya kira belum ada semangat politiknya di Republik seperti hari hari ini," ujar dia.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Dalam orasi politiknya, Prabowo meminta para relawan untuk lebih bersabar menyikapi serangan politik lawan.