Sukses

Luhut: Jokowi Itu, Listen to You Carefully

Menurut Luhut, Jokowi tak otoriter. Bahkan bisa diajak berkomunikasi sewaktu-waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Maritim, Luhut Binsar Pandjaitan, menceritakan bagaimana kedekatannya dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Hal itu disampaikan saat berbicara dalam acara silaturahmi purnawirawan TNI-Polri dan deklarasi dukungan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi di JI Expo Kemayoran, Jakarta.

Menurut mantan Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat itu, Jokowi tak otoriter. Bahkan bisa diajak berkomunikasi sewaktu-waktu.

"Tidak otoriter. He listen to you carefully. Saya mengalami. Saya tidak sering bersama presiden. Tapi kalau saya butuh saya laporkan. Ya saya minta waktu. Saya jelaskan argumen," kata Luhut di lokasi, Minggu, 11 Februari 2019.

Tiba-tiba dia langsung menegaskan bahwa salah kaprah jika Jokowi mengkriminalisasi ulama.

"Jadi kalau dibilang, misalnya dibilang kriminalisasi ulama, darimana? Sejak saya kenal 12 tahun dia tukang sembahyang, tukang puasa. Yang sebelah sana kita belum jelas juga," ungkap Luhut.

Meski demikian, Luhut mengatakan, para purnawirawan bebas memilih capres manapun.

"Sekali lagi, dari lubuk hari saya terdalam, anda mau pilih siapa saja, itu terserah. Tapi kalau mau masa depan Indonesia yang bagus, pilihlah Pak Jokowi. Hemat saya itu. Akan bagus bagi Indonesia," pungkas Luhut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dukungan Muchdi PR

Sementara di antara para purnawirawan yang hadir, Mayor Jenderal (Purn) TNI Muchdi PR pun menyatakan dukungannya kepada Jokowi.

Perlu diketahui, Muchdi PR merupakan Anggota Majelis Tinggi dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Berkarya. Padahal secara resmi, partai tersebut mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.

Dalam sebuah video yang diterima, Muchdi yang menggunakan kemeja putih bertuliskan "Jokowi-Amin Indonesia Maju" itu, menyatakan alasan dukungannya ke Jokowi.

"Yang pertama karena saya melihat Pak Jokowi ini sudah berbuat banyak. Itu jelas pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat dan rakyat Indonesia sudah jelas kan. Mulai jalan tol, masalah pelabuhan, masalah airport, masalah industri dan lain-lain," ucap Muchdi, Minggu, 11 Februari 2019.

Bahkan, dengan tegas, dia menyampaikan hal itu tak pernah dilakukan presiden pendahulunya.

"Jelas Pak Prabowo kan kawan saya. Jadi saya kira, itu mungkin tidak bisa dilakukan oleh Pak Prabowo 5 tahun ke depan," tukasnya.