Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono melontarkan keprihatinannya kepada capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Hal itu terkait paparan capres bersangkutan dalam debat capres yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu malam kemarin.
Dia mengatakan, ada beberapa kejanggalan dalam paparan Prabowo yang dinilainnya mengurai mimpi dan tidak "nyambung" dengan substansi dan implementasi tema debat yang telah disodorkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca Juga
"Capres Prabowo seperti Jaka Sembung alias enggak nyambung ketika bicara mengenai isu Revolusi Industri 4.0 dan menunjukkan ketidakmengertiannya akan isu tersebut dengan membelokkan ke impor makanan dan kesejahteraan petani. Terlihat bahwa Prabowo tidak mengerti mengenai Revolusi Industri 4.0," ujar Diaz dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/2/2019).
Advertisement
Dia mengatakan, Jokowi sebenarnya sudah memberikan peta jalan yang sangat jelas, bahkan menghubungkan antara teknologi dengan akses permodalan dan juga perluasan akses konsumen bagi para petani. Namun, hal itu tak dipahami Prabowo.
"Bahkan, kompleksitas permasalahan Revolusi Industri 4.0 dijawab oleh Jokowi dengan lugas dan tegas," ujar Diaz.
Mengenai substansi isu Unicorn, dia menilai Prabowo perlu belajar mengenai trend dunia yang semakin berubah ke arah digital, baik IoT (internet of things), ekonomi digital, AI (artificial intelligence), maupun robotic. Ketidaktahuan Prabowo dalam isu Unicorn serta sikap sinis terhadap ekonomi digital menurutnya menunjukkan ketidaksanggupan capres 02 dalam menghadapi perubahan paradigma dunia.
"Sementara, Jokowi mengerti bahwa telah dan terus akan terjadi perubahan paradigma industri secara revolusioner, dan terus engambil energi inovatif dari industri digital dengan berbagai kebijakan dan visi-misinya," papar Diaz.
Prabowo Tidak Siap
Demikian pula dengan closing statement Prabowo, yang menurutnya seperti mengurai mimpi dan menunjukkan ketidaksiapan Prabowo terkait solusi yang ia sampaikan di akhir acara.
"Kok malah nawarin tanah? Mau jadi presiden apa makelar tanah? Penguasaan tanah secara masif yang dimiliki oleh Prabowo itu menunjukkan bahwa memang oligarki masih sangat kuat di Indonesia," ujar Diaz.
Di sisi lain, lanjut dia, Jokowi menawarkan solusi dengan melakukan reforma agraria secara komprehensif melalui perhutanan sosial dan pembagian sertifikat tanah secara adil kepada publik, bukan lagi kepada korporasi besar semata.
"Jadi, secara umum Prabowo terlihat tidak siap dalam debat kali ini, dan cenderung gampang menyerah dengan tidak memanfaatkan waktu yang diberikan dan lebih banyak mendukung kebijakan pemerintah. Selain itu, banyak pemikirannya yang ternyata sudah dilakukan oleh pemerintah, seperti pembentukan BUMN bidang perikanan," pungkas Diaz.
Â
Advertisement