Sukses

Ma'ruf Amin: NU Bukan Lemah, Tapi Santun

Pemikiran yang menganggap lembek, kata Ma'ruf, sesungguhnya tidak mengenal jati diri asli NU. Dia menegaskan NU santun, bukan lemah.

Liputan6.com, Jakarta - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Ma'ruf Amin mengungkap, ada orang-orang menganggap NU bersifat lemah. Makanya banyak warga Nahdliyin yang keluar dari gerakan utama NU.

"Orang NU, fikranya NU, akidahnya NU, amaliyahnya NU, tapi harakahnya (gerakannya) tidak ikut NU. Dia terprovoksi karena menganggap gerakan NU ini lemah, lembek, katanya begitu," kata Ma'ruf di musyawarah nasional dan konferensi besar NU di pondok pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Banjar, Jawa Barat, Rabu, 27 Februari 2019.

Pemikiran yang menganggap lembek, kata Ma'ruf Amin, sesungguhnya tidak mengenal jati diri asli NU. Dia menegaskan NU santun, bukan lemah.

"Artinya apa, NU jangankan teriak, kalau NU dehem saja orang gemetar semua," imbuh Ma'ruf Amin.

Cawapres 01 itu menuturkan lemah dan bijak sangat berbeda. Ma'ruf kemudian membandingkan dengan ormas Islam lain. Hasilnya, NU adalah ormas paling besar.

"Kalau mereka itu jumlahnya puluhan ribu, paling besar ratusan ribu, kalau NU itu ratusan juta," ucap Ma'ruf.

Ma'ruf mengimbau warga NU yang belum mengikuti gerakan NU harus diberikan pemahaman supaya tak terprovokasi.

"Sehingga dia mengambil cara yang menurut dia keras. Ini kita harus menjaga memahamkan mereka," pungkas Ma'ruf.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dukungan di Pilpres

Ma'ruf Amin menegaskan warga Nahdlatul Ulama harus mendukung kadernya yang maju dalam kontestasi Pilpres 2019. Kader yang dimaksud tak lain adalah Ma'ruf Amin sendiri yang saat ini menjadi calon wakil presiden.

"Kalau ada orang NU yang tidak dukung kadernya yang ikut jadi calon, innalillahi. Ada kadernya jadi calon kok dukung orang lain," kata Ma'ruf di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Banjar, Jawa Barat, kemarin.

Ma'ruf Amin menyatakan, petahana Joko Widodo (Jokowi) memilih dirinya sebagai cawapres adalah bentuk penghormatan kepada NU dan ulama.

Dia juga bercerita, para ulama NU mendorongnya menjadi cawapres. Salah satunya Ketum PBNU Said Aqil Siradj.

Maka itu, Ma'ruf kini punya julukan baru. Kiai Jarum Super. alias jarang di rumah suka pergi muter terus.

"Saya bilang, saya ini enak jadi Rais Aam jadi Ketum MUI, jadi cawapres kayak sopir taksi kejar setoran. Muter aja sampai saya dijuluki kiai jarum super, jarang di rumah suka pergi muter terus," kata Ma'ruf berkelakar.

 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi