Sukses

Prabowo: Pengangguran Diberi Pekerjaan, Bukan Kartu

Menurut Prabowo, program pembagian kartu yang dapat ditukarkan dengan uang itu tidak mendidik masyarakat dan tidak menjamin terciptanya kesejahteraan rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam kampanyenya dilapangan Sidolig, Bandung, Jawa Barat menyinggung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin terkait program pembagian kartu yang bisa ditukarkan dengan uang ketika terpilih lagi sebagai presiden.

Menurut Prabowo, program pembagian kartu yang dapat ditukarkan dengan uang itu tidak mendidik masyarakat dan tidak menjamin terciptanya kesejahteraan rakyat. Apalagi, kondisi keuangan negara saat ini sangat tidak mendukung program tersebut.

"Saudara kita nanti dibagi-bagi kartu semua ya? Kalian seneng dikasih kartu? Ngapain kalian dibagi 5, 7, 10 kartu kalau duitnya gak ada," ungkap Prabowo di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).

Capres yang berpasangan dengan Sandiaga Salahuddin Uno itu menjelaskan, bahwa saat ini rakyat Indonesia sangat membutuhkan lapangan pekerjaan. Sebab, masih banyak anak-anak muda di Indonesia yang menganggur atau belum memiliki pekerjaan.

Selain itu, lanjut Prabowo, rakyat Indonesia khususnya emak-emak saat ini sangat membutuhkan harga bahan pokok yang murah dan stabil. Menurutnya, program kartu tersebut tidak bisa memberikan kesejahteraan dan hanya bersifat sementara. Baginya, hal itu bukan solusi yang terbaik untuk kondisi bangsa Indonesia saat ini.

"Saya mau tanya angkat jarinya ya disini siapa yang belum punya pekerjaan? Wah banyak juga ya. Pengangguran nanti dikasih kartu dikasih duit? Pengangguran itu dikasih pekerjaan bukan dikasih duit dan kartu itu bohong namanya duitnya gak ada," ujar Prabowo.

Prabowo menegaskan bahwa perjuangan dirinya bersama Sandiaga Uno dan jajarannya adalah untuk menciptakan rasa adil dan memberikan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia dengan cara membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Serta menurunkan dan menjamin harga kebutuhan pokok, melindungi petani dan nelayan dari serangan impor serta meningkatkan penghasilan bagi para pegawai pemerintah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tekan Kebocoran

Prabowo menegaskan bahwa hal tersebut dapat terwujud dengan cara menekan kebocoran keuangan negara yang saat ini disimpan keluar negeri dan dengan menekan angka korupsi di Indonesia. Dengan demikian, uang dari hasil kekayaan Indonesia yang lari keluar negeri dan di korupsi oleh para pejabat negara akan dialihkan untuk melaksanakan program yang saat ini ia perjuangkan tersebut demi terciptanya kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Kita akan alihkan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dengan membangun pabrik-pabrik baru, perbaikan gaji PNS, guru, dokter, gubernur, menteri, perawat, dokter, bidan, guru honorer dan seluruh pegawai pemerintah lainnya, serta untuk kemakmuran rakyat Indonesia semua," tegasnya.

"Kita tidak ingin memperkaya diri dari kekayaan rakyat, kita akan kelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Kita semakin optimis dan yakin. Saya ingin bangga negara yang saya bela itu terhormat saya ingin rakyat kecil senyum emak-emak senang anaknya bisa makan dan minum susu setiap hari di sekolah. Pengangguran kita kasih pekerjaan bukan dikasih bagi-bagi duit kalo bagi duit bohong karena duitnya gak ada," Prabowo menambahkan.

Karena itu, ia meminta kepada seluruh rakyat Jawa Barat serta seluruh rakyat Indonesia di manapun berada bersama-sama menyelamatkan Indonesia dari kehancuran bersama Prabowo dan Sandiaga Uno dengan memenangkan Pilpres 2019 mendatang. Sehingga, rakyat Indonesia bisa berdiri diatas kakinya sendiri dan menjadi bangsa yang terhormat.

"Terimakasih semangat mu, kita berjuang bersama, kita berjuang bersama-sama kita Selamatkan Indonesia. Kita bikin Indonesia menang, Indonesia yang adil dan makmur, rakyat Indonesia akan terhormat akan berdiri diatas kaki nya sendiri, rakyat Indonesia tidak menjadi kacung bangsa lain. Kalian harus menikmati kemerdekaan dan kekayaan rakyat Indonesia," tandasnya.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka