Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto bertemu dengan Ustaz Abdul Somad (UAS). Pertemuan itu terekam dalam video yang disiarkan TV One.
Dalam video itu, Prabowo berdialog dengan UAS. Prabowo bertanya kepada UAS terkait pengalamannya berdakwah di tahun politik jelang Pemilu 2019.
Baca Juga
"Terima kasih ustaz bisa jumpa dengan saya, saya mengikuti ustaz sudah banyak keliling Indonesia. Apa yang ustaz lihat selama keliling Indonesia akhir-akhir ini?," tanya Prabowo.
Advertisement
UAS pun menjawab, "Saya susah kadang mengawali ceramah itu, mari kita dengar tausiyah dari Al Mukarrom Abdul Somad. Begitu naik ke atas, semua orang ustaz (sembari menunjukkan 2 jari tanda Prabowo-Sandi). Saya bilang, kalian kan punya jari 10, kenapa yang diangkat cuma 2? Itu saya ucapkan untuk menetralisir, karena ini kan ada Panwaslu, Bawaslu, saya tidak ingin tabligh akbar itu menjadi politik. Sudah turun (jarinya), sampai protokol bilang, jamaah tolong jangan acungkan jari."
Kemudian Prabowo Subianto kembali bertanya, apakah yang disampaikan UAS itu terjadi di banyak tempat atau tidak.
"Itu di mana-mana, bapak bisa lihat. Nanti ketika saya bilang mari kita bersalawat karena kan untuk mengubah (suasana), shallahua'la Muhammad, nanti begini lagi (dua jari tangan ke atas)," jawab UAS.Â
"Rata-rata mulai dari ujung Aceh sampai Pulau Madura, sampai ke Sorong. Ini saya lihat ini umat ini berharap besar pada bapak, itu yang saya lihat. jadi Allah, ada satu keranjang amanah, ijtima ulama mengamanahkan ini Allah ta'ala melalui firasat ijtihad ulama, tapi umat juga. Jadi ada dua dukungan, ulama dengan umat, mereka berikan," imbuh UAS.
Â
Berikut ini transkrip dialog antara Prabowo Subianto dan UAS yang terekam dalam video di tautan ini:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dialog Prabowo dan UAS
Prabowo: Terima kasih ustaz bisa jumpa dengan saya, saya mengikuti ustaz sudah banyak keliling Indonesia. Apa yang ustaz lihat selama keliling Indonesia akhir-akhir ini?
UAS: Saya susah kadang mengawali ceramah itu, mari kita dengar tausiyah dari al mukarrom abdul somad. Begitu naik ke atas, semua orang ustaz (sembari menunjukkan 2 jari tanda Prabowo-Sandi). Saya bilang, kalian kan punya jari 10, kenapa yang diangkat cuma 2? itu saya ucapkan untuk menetralisir, karena ini kan ada Panwaslu, Bawaslu, saya tidak ingin tabligh akbar itu menjadi politik. udah turun (jarinya), sampai protokol bilang, jamaah tolong jangan acungkan jari.
Prabowo: Itu di mana-mana?
UAS: Itu di mana-mana, bapak bisa lihat. Nanti ketika saya bilang mari kita bersholawat karena kan untuk merubah (suasana), shallahua'la muhammad, nanti begini lagi (dua jari tangan ke atas).
Prabowo: Rata-rata di mana-mana?
UAS: Rata-rata mulai dari ujung Aceh sampai Pulau Madura, sampai ke Sorong. Ini saya lihat ini umat ini berharap besar pada bapak, itu yang saya lihat. jadi Allah, ada satu keranjang amanah, ijtima ulama mengamanahkan ini Allah ta'ala melalui firasat istihad ulama, tapi umat juga. Jadi ada 2 dukungan, ulama dengan umat, mereka berikan. Dalam keranjang ini ada pisau, ada bunga, ada buah, ada pena, maka 2 pesan Allah, amanat, bapak letakkan amanat ini yang pisau bapak beri ke anak muda karena mereka akan pergi ke hutan berburu, yang buah bapak berikan kepada anak-anak mereka supaya makan buah supaya fresh. Yang bunga bapak berikan ke anak gadis, beri kepada suaminya yang sudah menikah. Sedangkan pena bapak berikan kepada ulama agar mereka menulis. Jangan bapak berikan pisau kepada anak kecil dia akan melukai. 'Letakkan amanat ini' dan dua pesan Allah, yang kedua begini ulama, ijtima berkumpul dan umat menyambut, ini amanah ini sedang di pundak bapak, bapak adil, jangan bapak beri terlalu besar, bapak lihatlah dengan keadilan. Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah nanti. Yang pertama mendapat naungan itu pemimpin yang adil, mudah-mudahan bapak termasuk. Itu yang saya lihat.
Prabowo: Jadi saran ustaz apa yang harus saya lakukan?
UAS: Buah durian kalau hanya berputik orang cuek, tapi kalau sudah berbuah, harum, ranum, yang ada orang akan melempar, monyet akan naik. Sekarang buahnya sedang harum, mekar, bapak tabah kuat, serahkan pada Allah, Lahaulla walla kuwwata illabillah. Mujihat yang paling besar, menjadi pemimpin. Sampai-sampai kata Imam Ahmad bin Hambal 'seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu, mintalah pemimpin yang adil'. Seandainya doamu makbul dan doa itu cuma satu maka mintalah berikan kami Republik Indonesia punya pemimpin yang adil. Kalau bapak adil, negeri ini akan mendapat keadilan.
Prabowo: Mungkin ada lagi pesan-pesan atau harapan-harapan dalam perjuangan kita?
UAS: Saya kan dulu selalu mengatakan saya ikut ijtimak ulama. Kalau istilah ulama berijtima, berkumpul, menjatuhkan pilihan kepada bapak. Kemudian keliling-keliling kemana-mana umat, Prabowo Prabowo. Tapi saya masih tetap, karena mata kita kan kadang tertipu. Kita pergi ke tepi sungai, kita lihat ada tongkat, bengkok, tapi ternyata kita tarik ternyata lurus, mata menipu. Saya khawatir jangan-jangan saya tertipu dengan Pak Prabowo. Oleh sebab itu saya cari ulama yang tidak masfuh, tidak populer. Ini ulama yang masfur, yang di tv, yang di Youtube, tapi ulama yang tidak dikenal orang tapi mata batinnya bersih pak. Allah bukakan hijab kepada dia. Ini ulama-ulama yang tidak perlu materi, mungkin bapak tidak kenal dan saya tidak pernah tanya ke mereka 'kira-kira saya pilih yang mana' oh enggak, saya biarkan dia baca hati saya, ngerti gak dia. Dan ketika datang saya dekatkan ke telinga, apa kata dia, saya mimpi lima kali ketemu dia. saya tanya siapa. Prabowo. Kalau mimpi satu kali boleh jadi dia setan, lima kali dia mimpi dia lihat bapak, saya kenal dari Allah.
Saya jalan lagi, saya cari lagi. Ketika salaman, dekat telinga saya dia bisik, 'Prabowo'. Bapak dia sebut. Ulama-ulama tidak dikenal, hebat di tengah masyarakat, bukan viral seperti saya. Saya datang ke suatu tempat, ini unik, ini aneh. Dia tidak mau makan nasi kalau berasnya dibeli dari pasar. Berasnya ditanam sendiri. Karena kalau dibeli di pasar, riba. Dia hanya mau minum kalau sumurnya digali snediri dan tidak mau menerima tamu perempuan. Dan pernah menteri datang dia usir. Menteri datang, pulang. Saya khawatir, khawatir begitu datang ke sana, Somad niatmu tidak baik, pulang, malu ustaz. Tapi saya tetap nekat datang. Biasanya tamu ke sana kalau ketemu paling 2 menit, 3 menit, udah sana, minta doa, udah sana. Saya datang, setengah jam, 30 menit dia bicara empat mata dengan saya. Di akhir pertemuan dengan saya dia bilang Prabowo.
Prabowo: Dia bilang gitu?
UAS: Dia bilang gitu.
UAS: Jadi saya berfikir lama. Ini kalau saya diamkan sampai Pilpres, kenapa mereka cerita ke saya, kenapa mereka cerita ke saya. Tiap malam saya pikir, kenapa mereka cerita ke saya, berarti saya harus sampaikan. Kalau tidak ini akan jadi seumur hidup saya mati dalam penyelasan. Abdul Somad kenapa tidak kamu ceritakan. Setelah ketemu ini, selesai, ku serahkan semuanya kepada Allah apa yang terjadi pada saya, ku serahkan semuanya kepada Engkau ya Allah, yang penting sudah ku sampaikan. plong, malamnya saya bisa tidur lelap.
Hanya saja tentu fitnah tentu banyak, kalau bapak duduk nanti jadi presiden (Prabowo nangis, ngusap air mata), terkait dengan saya pribadi, dua saya bilang. Pertama jangan bapak undang saya ke Istana, biarkan saya berdakwah masuk ke dalam hutan, karena memang saya dari awal udah di sana, saya orang kampung, saya masuk dari hutan ke hutan. Yang kedua, jangan bapak beri saya jabatan, apapun. Saya diantara 40 cucu kakek mbah saya, dia bilang cucuku yang satu ini hanya sekolah agama untuk mendidik umat, udah selesai. Maka itu saya tak pernah sekolah umum. Jadi biarkanlah saya terbang sejauh mata memandang. Setelah bapak jadi, biarlah ulama-ulama yang dekat di Jakarta ini yang menjadi. Bapak dengarkan cakap ulama, karena ulama berijtima mendukung bapak dan ulama yang kashaf, yang tembus mata batin, yang melihat dalam alam gaib pun mendukung. Maka ini anugerah besar tapi juga ujian besar, saya berharap Allah menolong bapak dalam setiap gerakan.
Prabowo: Terima kasih pak.
Advertisement
Hadiah UAS untuk Prabowo
UAS: Saya tak bisa, hadist mengatakan 'kalau ketemu kasih orang hadiah supaya dia ingat dan berkasih sayang'. Saya tak kaya, tak ada duit saya kasih apa-apa ke bapak. Saya kasih dua saja. Pertama minyak wangi oud, oud itu kayu gaharu. Simbolnya supaya bapak menebarkan keharuman di negeri ini.
Prabowo: Terima kasih pak.
UAS: Yang kedua, tasbih. Oud untuk orang lain bapak harum semerbak, tasbih tidak bisa hati bapak kosong bapak harus banyak berzikir. Tasbih kesayangan saya. Batu najwal stone namanya syahmaksyud dari Persia. Paling saya sayangi, saya beli di Madinah. Bapak tak perlu pegang di depan orang banyak, nanti dikira orang pencitraan, bapak cukup tahajud malam bapak berzikir, laillahailallah. Mulut berzikir, hati di sebelah kiri. Dengan laillahailallah kita hidup, dengan laillahailallah kita mati, dengan laillahailallah juga kita akan berjumpa dengan Rasulullah SAW. Ini yang bisa saya sampaikan. Apa yang terjadi setelah ini, kita serahkan kepada Allah SWT.
Prabowo: Terima kasih pak.
UAS: Sukses selalu pak.
Prabowo: Terima kasih pak.
UAS: Sama-sama kita berdoa kepada Allah.
(Hadiah dimasukkan ke dalam kantong di atas dada kiri, kemudian keduanya berdoa)