Liputan6.com, Jakarta - Berbagai lembaga survei kembali mengeluarkan hasil surveinya jelang debat terakhir Pilpres 2019 malam nanti, Sabtu (13/4/2019).
Survei tersebut terkait elektabilitas kedua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Selisih survei elektabilitas yang dikeluarkan berbagai lembaga survei tersebut pun tidak terlampau jauh antara paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Advertisement
Seperti lembaga survei Cyrus Network yang mengeluarkan hasil surveinya, yaitu 56,4 persen memilih Jokowi-Ma'ruf Amin sedangkan 38,1 persen memilih Prabowo-Sandiaga. Selisih di antara keduanya 18.3 persen.
Berikut selisih hasil lembaga survei terkait elektabilitas paslon jelang debat pamungkas Pilpres 2019 dihimpun Liputan6.com:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Cyrus Network
Lembaga Survei Cyrus Network merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dua digit dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Survei Nasional yang dilakukan Cyrus Network dilakukan sejak 27 Maret-2 April 2019 terhadap 1.230 responden penduduk Indonesia berusia 17 tahun dan sudah menikah. Sebanyak 79,0 persen responden mengaku telah menetapkan pilihan.
"56,4 persen memilih Jokowi-Ma'ruf Amin, 38,1 persen memilih Prabowo-Sandiaga. (Sebanyak) 3,2 persen belum memutuskan, 0,7 persen tidak memilih, 1,6 persen tidak menjawab," kata CEO Cyrus Network Hasan Nasbi dalam keterangannya, Kamis, 11 April 2019.
Dengan begitu, selisih antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah sebesar 18,3 persen.
Dalam survei itu sebanyak 48,5 persen dari pemilih Jokowi sudah mantap dengan pilihannya, sedangkan 30,2 persen responden pemilih Prabowo juga tak akan mengubah pilihannya.
"(Sebanyak) 6,8 persen responden pemilih Jokowi masih mungkin mengubah pilihannya, sementara di sisi lain, ada 7,3 persen pemilih Prabowo yang masih mungkin mengubah pilihan," ujar Hasan.
Adapun para responden terpilih diwawancara menggunakan metode tatap muka. Margin of error survei +/- 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Tingkat elektabilitas ini diambil dengan berdasarkan simulasi kertas suara. Pertanyaan yang diajukan ke responden adalah "Jika Anda saat ini sedang berada di dalam tempat pemungutan suara, dan di depan Anda ada kertas suara dengan dua pasangan capres-cawapres seperti di bawah ini, siapakah yang akan Anda pilih?"
Berikut ini hasil survei elektabilitas capres-cawapres oleh Cyrus Network pada Januari 2019:
- Joko Widodo-Maruf Amin: 56,4%
Kategori pemilihan sudah tetap: 48,5%
Kategori pemilihan masih mungkin berubah: 6,8%
Tidak menjawab: 1,1%
- Prabowo Subianto-Sandiaga: 38,1%
Kategori pemilihan sudah tetap: 30,2%
Kategori pemilihan masih mungkin berubah: 7,3%
Tidak menjawab: 0,6%
- Belum memutuskan dan tidak menjawab: 5,5%
Kategori pemilihan sudah tetap: 0,3%
Kategori pemilihan masih mungkin berubah: 0,8%
Tidak menjawab: 4,4%
Advertisement
2. Alvara
Hasil survei Alvara Research Center mencatat elektabilitas pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin 52,2 persen.
Sementara, pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno 38,8 persen. Pemilih yang belum memutuskan sebesar 9 persen.
Secara tren elektabilitas, Jokowi-Ma'ruf cenderung turun, dari 53,9 persen pada Februari 2019 menjadi 52,2 persen pada April 2019.
Sementara Prabowo-Sandiaga cenderung naik, 34,7 persen pada Februari, menjadi 38,8 persen pada April 2019. Selisih keduanya 13,4 persen.
Menurut CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, meski elektabilitas Prabowo-Sandiaga naik, tetap sulit mengejar Jokowi-Ma'ruf. Hal itu berbeda jika kecenderungan naik terjadi beberapa bulan lalu.
"Kenaikan ini sudah terlambat, pemilu tinggal beberapa hari lagi, kecil kemungkinan elektabilitas Prabowo-Sandi mampu menyalip Jokowi-Ma'ruf Amin," ujarnya saat pemaparan survei di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat, 12 April 2019.
Sementara, Hasanuddin memprediksi angka pemilih yang belum menentukan bakal menurun. Persebarannya, dari 9 persen merata ke dua pasangan calon. Jokowi-Ma'ruf menjadi 57,2 persen, Prabowo-Sandiaga 42,8 persen.
Tingkat kemantapan pendukung kedua pasangan calon juga tinggi. Tingkat swing voter atau pemilih yang mungkin berpindah sebesar 13,3 persen untuk Jokowi-Ma'ruf, dan 10,4 persen dari total pemilih masing-masing pasangan calon.
"Solid voters atau pemilih yang tidak akan pindah Jokowi-Ma'ruf 86,7, Prabowo-Sandi 89,6 persen," imbuh Hasanuddin.
Survei Alvara dilaksanakan pada 2-8 April 2018 dengan melakukan wawancara terhadap 2.000 orang. Responden diambil secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei sebesar 2,23 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
3. Voxpol
Menghutung hari menuju hari pencoblosan, Voxpol Center Research and Consulting mirilis hasil survei elektabilitas para pasangan capres-cawapres 2019.
Dalam survei itu, selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpaut 5,5 persen.
Dalam survei yang digelar pada 18 Maret hingga 1 April 2019 itu, Jokowi-Ma'ruf mendapat 48,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,3 persen.
Sementara, pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters sebesar 7,9 persen. Selisih keduanya hanya terpaut 5,5 persen saja.
"Dari segi elektabilitas menunjukkan peta politik semakin kompetitif, selisih elektabilitas kedua pasang kandidat sudah semakin dekat," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 9 April 2019.
Dari angka strong voters pemilih capres maupun pemilih partai politik, sambung dia, baik Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi memiliki tingkat loyalitas pemilih di bawah 50 persen. Persentasi strong voter kedua kandidat masing-masing sebesar 43,1 persen untuk Jokowi-Ma'ruf dan 40,9 untuk Prabowo-Sandi.
Menurut Pangi, dengan selisih yang begitu kecil, kedua pasangan calon sama-sama memiliki kemungkinan untuk kalah maupun menang.
"Jika pemilu dilakukan hari ini Pak Jokowi menang. Jika 17 April, Pak Jokowi punya peluang menang, dan peluang kalah. Pak Prabowo ada kemungkinan menang dan kemungkinan kalah," kata Pangi.
Survei Voxpol ini dilakukan dengan mengunakan metode multistage random sampling atau sempel acak berjenjang. Jumlah sempel dalam survei adalah 1.600 dengan toleransi kesalahan atau margin of error sebesar ± 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Survei ini menjangkau 34 provinsi secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih," jelas Pangi.
Besaran Quality Control sebanyak 20 persen dari total jumlah sempel secara acak (random), dengan cara mendatangi kembali responden terpilih dan mengkonfirmasi ulang responden terpilih (hot spot checking).
Advertisement
4. SMRC
Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencatat elektabilitas Joko Widodo dan Ma'ruf Amin unggul dari Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjelang hari pencoblosan.
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 56,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandiaga 37 persen. Selisih keduanya pun mencapai 19,8 persen.
"Seandainya Pilpres dilaksanakan sekarang yang dipilih sebagai presiden, Jokowi-Amin 56,8 persen, lalu Prabowo-Sandi 37 persen, yang tidak tahu atau rahasia 6,3 persen," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat rilis survei di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 12 April 2019.
Elektabilitas tersebut, bilang diukur angka terbesar, Jokowi-Ma'ruf berada di angka 59 persen, dan Prabowo-Sandiaga berada di 39,2 persen. Sementara, angka terkecil Jokowi-Ma'ruf berada di angka 54,5 persen, sementara Prabowo-Sandiaga berada di angka 34,8 persen.
Tren elektabilitas kedua pasangan calon berbeda. Jokowi-Ma'ruf cenderung stabil dari Februari 2019 57,6 persen, menjadi 56,8 persen di April 2019.
Sementara, Prabowo-Sandiaga naik karena perubahan pemilih yang belum memilih (undecided voter). Prabowo-Sandiaga pada Februari 2019, 31,8 persen menjadi 37 persen pada April 2019.
"Prabowo-Sandiaga mengambil undecided," kata Deni.
SMRC melakukan survei pada 5-8 April 2019 dengan wawancara tatap muka. Responden survei sebanyak 2285 orang yang diambil secara acak (stratified multistage random sampling). Survei memiliki margin of error sebesar 2,1 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
5. LSI Denny JA
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA kembali merilis survei terbarunya menjelang hari pencoblosan Pemilu 2019. Survei tersebut menunjukkan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh dukungan 55,9 persen hingga 65,8 persen.
Sedangkan, pasangan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berada di angka 34,3 persen hingga 44,1 persen. Selisih keduanya yaitu 11,8 persen.
"Artinya, jika elektabilitas Jokowi-Ma'ruf menggunakan batas bawah elektabilitas saat ini 55,9 persen, dan Prabowo-Sandi menggunakan batas atas 44,1 persen, Jokowi-Ma'ruf diproyeksikan tetap menang telak dengan selisih di atas dua digit," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat, 12 April 2019.
Survei itu juga menunjukkan bahwa Jokowi-Ma'ruf menang di enam kantong suara utama di Indonesia, yakni pemilih muslim, minoritas, wong cilik (penduduk yang mengaku pendapatannya di bawah Rp 2 juta per bulan), emak-emak atau kaum perempuan, kalangan terpelajar, dan pemilih milienial.
"Dari segmen pemilih wong cilik, Jokowi-Ma'ruf juga berpotensi menang telak. Saat ini dukungan wong cilik kepada Jokowi-Ma'ruf berada di rentang 60,9 persen hingga 70,8 persen," papar Ardian.
Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga di segmen wong cilik berada di rentang 29,2 persen hingga 39,1 persen.
Tidak berbeda dengan segmen wong cilik, menurut survei tersebut segmen minoritas pasangan Jokowi-Ma'ruf juga menang telak, yakni berada di kisaran 83,6 persen hingga 93,5 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga di segmen yang sama hanya mendapatkan 6,5 persen hingga 16,4 persen.
Survei tersebut dilakukan pada 4-9 April 2019, dengan menggunakan 2.000 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi seluruh Indonesia dengan metode multistage random sampling atau sempel acak berjenjang.
Wawancara dilakukan dengan cara tatap muka dan menggunakan kuesioner.
"Margin of error survei ini adalah 2,2 persen," kata Ardian.
Advertisement