Liputan6.com, Jakarta - Hairul Anas, saksi fakta terakhir yang dihadirkan Tim Hukum Prabowo-Sandiaga menyebut ada dugaan kecurangan dilakukan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin.
Menurut pengalaman saksi sebagai caleg PBB yang sempat ikut kelas materi pemenangan pasangan calon Jokowi-Ma'ruf, pada akhir Februari 2019 selama dua hari di Hotel El Royal Jakarta. Dalam acara, dia mendapat paparan materi slide tentang hal-hal tendensius yang berbau kecurangan demokrasi.
Terkait hal itu, Direktur Bidang Saksi TKN Lukman Eddy yang juga sebagai Ketua Panitia dalam acara tersebut angkat bicara. Menurutnya, Hairul yang merupakan keponakan Mahfud MD itu tak hadir dalam paparan materi tersebut.
Advertisement
"Hairul Annas tidak pernah mengikuti pelatihan ToT (training of trainer) saksi. Dia telah melakukan sumpah palsu, dan menyebar kebohongan publik," kata Lukman kepada Liputan6.com, Kamis (20/6/2019).
Menurutnya, apa yang disampaikan saksi dari Prabowo merupakan kebohongan dan halusinasi. Terlebih soal kehadirannya Moeldoko.
"Apa yang dia sampaikan semuanya kebohongan belaka dan halusinasinya dia saja. Pak Moeldoko tidak pernah mengisi materi di ToT Saksi itu. Apalagi menyampaikan materi soal kecurangan bagian dari demokrasi. Pak Moeldoko mengisi acara pada saat penutupan, dan beliau yang menutup. Sedang pembukaan dibuka oleh Erick Thohir," ungkap Lukman.
Politisi PKB ini juga menuturkan, pembahasan soal kecurangan diisi dari panitia dan direktorat saks dani mengenai potensi kecurangan pihak lawan.
"Konteksnya juga soal inventarisasi potensi-potensi kecurangan dalam demokrasi. Kami menginventarisasi kemungkinan kecurangan yang akan dilakukan oleh pihak lawan, sehingga bisa diantisipasi oleh saksi 01," pungkas Direktur Bidang Saksi TKN Lukman Eddy.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Keterangan Saksi Prabowo
Sebelumnya, Hairul menyebut banyak tokoh dari TKN menyampaikan soal kecurangan di Pemilu 2019.
"Di tayangan Pak Moeldoko (memberi presentasi), saya yang menerima sebagai caleg ini cukup mengagetkan bahwa disampaikan kecurangan suatu kewajaran, kita dilatih untuk curang, karena (kata Moeldoko) kecurangan bagian dari demokrasi. Kami persepsi bahwa ini (curang) diizinkan," kata Chairul.
Selain Moeldoko, saksi Hairul juga mengutip materi disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menurut dia, Ganjar menyampaikan materi dengan mengatakan untuk menang aparat sebaiknya tidak netral.
"Kalau aparat netral, buat apa? Disampaikan dengan suara kencang berkali-kali," kata saksi Hairul menirukan perkataan Ganjar.
Hairul juga mengatakan materi serupa juga disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto. Menurut dia, Hasto menyampaikan diksi menyudutkan pasangan calon nomor urut 02.
Advertisement