Liputan6.com, Jakarta - Hasil quick count yang dilakukan Cyrus Network dan CSIS menempatkan PDIP di peringkat utama. PDIP meraih 18,8%, diikuti Golkar di posisi ke-2 dengan 14,5%, dan Gerindra 12%.
Selain itu, PKB berada di posisi ke-4 dengan 9,6%, Demokrat 9,4%, PAN 7,5% dan Nasdem 6,7%.
Ketua Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS, Phillips J. Vermonte menyebutkan, selisih persentase antarpartai yang sedikit membuat mereka terlihat sama kuat.
"Namun dari semua hasil persentase, belum ada yang menembus angka 25% untuk kelayakan pilpres, hal ini yang akan membuat kemungkinan terjadinya koalisi-koalisi," kata dia di CSIS Center, Rabu (9/4/2014).
Dari hasil quick count kali ini PDIP gagal meraih 30% karena efek Jokowi tidak berjalan seperti yang diharapkan. "Jokowi effect tidak terlalu berpengaruh karena mereka lebih memilih partai. Saya rasa ini menandakan demokrasi kita sudah jauh lebih berkembang," jelas Phillips.
Sementara, sambung dia, Partai Gerindra menduduki posisi 3 dengan raihan yang cukup banyak berbeda dengan pemilu 2009 yang hanya bercokol di posisi 9. Selain itu ada PKS yang harus kehilangan banyak suara sehingga berada di bawah PKB.
"Tidak dapat dipungkiri, citra Prabowo yang sudah lama dibangun membuat ia memiliki loyalis tersendiri, selain itu, gerindra sangat minim pemberitaan negatif. Kalau PKS, mungkin angka 6% ini tidak terlalu buruk, karena pada survei kami sebelumnya, mereka sempat ada di ambang 3,5%. Kita juga tahu hal itu karena kasus korupsi dan berita negatif yang menimpa mereka belakangan ini," beber Phillips.
PDIP Tak Capai 30%, CSIS: Jokowi Effect Tak Terlalu Berpengaruh
PDIP meraih 18,8%, diikuti Golkar di posisi ke-2 dengan 14,5%, dan Gerindra 12%.
Advertisement