Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PKPI Sutiyoso atau Bang Yos geram atas hasil quick count. Dalam beberapa quick count, PKPI hanya memperoleh suara di bawah 1 persen.
"Di luar negeri, quick count profesional dan bisa dipertanggungjawabkan. Quick count di Indonesia sudah rahasia umum dibiayai yang punya kepentingan, sehingga hasilnya tidak objektif," kata Bang Yos di Kantor DPP PKPI, Jakarta, Jumat (11/4/2014).
PKPI, lanjut Bang Yos, juga memiliki tim yang melakukan hitung cepat secara internal. Bila sampling pada lembaga survei menggunakan 2 ribu sampling, Bang Yos menegaskan timnya menggunakan 3 ribu sampling.
"Kita ambil sampling 3 ribu TPS, PKPI ada suara 3,7 persen dan ada kemungkinan tembus 4,2 persen. Jadi nggak masuk logika dengan hasil quick count," tegasnya.
Ada beberapa alasan yang membuat Bang Yos percaya diri menembus ambang batas parlemen 3,5 persen. Salah satunya ialah banyaknya ribuan massa pendukung PKPI yang memadati Lapangan Inkoasku Kota Bitung. Kemudian PKPI juga menjadi peserta Pemilu karena menggabungkan kekuatan 13 partai politik.
"Jadi memang ini (quick count) tak masuk logika," geram Bang Yos.
Mantan Panglima Kodam Jaya ini juga kecewa dengan adanya lembaga survei yang melansir hasilnya 2 hari sebelum hari pencoblosan. Hal ini dinilai dapat mempengaruhi kader partai dan para calon pemilih. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebutkan hal tersebut dapat dikategorikan sebagai kampanye hitam.
Bang Yos menilai penanyangan quick count Pemilu 9 April 2014 kurang akurat. "Anehnya hasil quick count yang mendiskreditkan PKPI cenderung sesuai dengan hasil Pemilu 2009 lalu," papar Purnawirawan Letjen TNI itu.
Menyoal tayangan quick count yang dinilai mendiskreditkan itu, Ketua DPP PKPI Bruno Kakawo mengatakan akan mempertimbangkan jalur hukum. "Kita lagi kaji jalur hukum, apakah mau somasi para lembaga survei itu," ucap Bruno.
(Shinta Sinaga)
Advertisement