Sukses

LSI: Dukungan Demokrat Tak Mampu Dongkrak Prabowo

Ketidaktegasan SBY untuk benar-benar mendukung Prabowo-Hatta dinilai menjadi penyebab pasokan kekuatan tidak efektif.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil quick count Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang atas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di 5 provinsi besar. Sementara sebaliknya, Prabowo-Hatta hanya unggul di 2 provinsi besar.

'Kekalahan' Prabowo-Hatta pada quick count ini seolah tak mencerminkan penambahan dukungan dari Partai Demokrat menjelang hari-hari pencoblosan. Padahal, sesuai 'arahan' Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, kader-kadernya mendukung Prabowo-Hatta disinyalir untuk menambah kekuatan.

Menurut Peneliti LSI, Ardian Sopa, sebetulnya dukungan kepada Prabowo-Hatta itu harus dilihat dari distribusi partai-partainya. Khususnya Partai Demokrat, seberapa efektif mereka mendistribusi pasokan kekuatan kepada pasangan nomor urut 2 tersebut.

"Dari banyak partai yang ada, apakah pemilih-pemilih Demokrat memilih Prabowo-Hatta? Itu bisa dilihat ke mana," ujar Ardian di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2014).

Lebih jauh yang dimaksud Ardian adalah ketidaktegasan SBY untuk benar-benar mendukung Prabowo-Hatta menjadi penyebab pasokan kekuatan tidak efektif. Mengingat, SBY tidak secara gamblang dan resmi menyatakan Partai Demokrat mendukung pasangan nomor urut 1 tersebut.

"Kita lihat secara pribadi, efektif atau tidak itu tergantung dari sikap SBY. SBY tidak secara langsung dukung prabowo. Oke, dia dukung. Tapi tidak ada ucapan dia dukung Prabowo," ujar Ardian.

Dengan kondisi seperti itu, Ardian menilai para pemilih Partai Demokrat berada di tengah 'kegalauan'. Apakah dukung Prabowo-Hatta tetapi tidak ada deklarasi resmi dari Demokrat atau sebaliknya.

"Akhirnya masyarakat bingung harus ikut SBY atau tidak. Masyarakat pada akhirnya menjadi swingvoters (pemilih mengambang)," ujar dia.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam quick count-nya menyebutkan pasangan Jokowi-JK mengangkangi pasangan Prabowo-Hatta di sejumlah provinsi besar. Disebutkan, Jokowi-JK menang di 5 provinsi besar, sedangkan Prabowo-Hatta unggul di 2 provinsi besar.

Kelima provinsi besar yang dimenangi Jokowi-JK yaitu DKI Jakarta dengan 54,71 persen suara, Jawa Tengah 67,10 persen, Jawa Timur 53,65 persen, Sumatera Utara 59,77 persen, dan Sulawesi Selatan 71,82 persen.

Sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya mampu menang di 2 provinsi besar, yaitu Jawa Barat dengan 59,80 persen suara, dan Banten 58,73 persen.

Metodologi quick count LSI ini menggunakan multistage random sampling dengan jumlah sampel 2.000 TPS. Sample tersebar secara proporsional berdasarkan jumlah pemilih dan dipilih secara acak di seluruh wilayah kabupaten kota di 33 provinsi. Adapun margin of error dalam survei ini mencapai -+1 persen.

Adapun tingkat partisipasi pemilih sebesar 72,19 persen. Hasil quick count itu sendiri didapat dari data 98,05 persen yang masuk pada pukul 15.00 WIB.

Live dan Produksi VOD